HOLOPIS.COM, JAKARTA – Israel menyetujui jeda kemanusiaan atau humanitarian pauses di Gaza untuk mengizinkan pemberian vaksin polio kepada anak anak-anak di sana, hal tersebut diumumkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
“Kampanye ini bertujuan untuk memvaksinasi sekitar 640.000 anak di seluruh jalur Gaza dan akan dimulai pada hari Minggu,” demikian disampaikan oleh Pejabat Senior WHO, Rik Peeperkorn, dikutip Holopis.com, Jum’at (30/8).
Nantinya, pemberikan vaksin ini akan dilaksanakan dalam tiga tahap yang terpisah, seperti di bagian tengah, selatan, serta utara.
Dalam setiap tahap, nantinya pertarungan akan dihentikan selama tiga hari berturut-turut dengan waktu yang sudah ditentukan, yaitu 06:00 dan 15:00.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengklaim bahwa pihaknya akan kerja sama dengan organisasi internasional untuk menjalankan kampanye tersebut.
“Kami siap bekerja sama dengan organisasi internasional untuk mengamankan kampanye ini, melayani dan melindungi lebih dari 650.000 anak-anak Palestina di jalur Gaza,” kata Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Sebagai informasi, kesempatan berhasil dicapai setelah PBB mengatakan bahwa seorang bayi berusia 10 bulan telah mengalami kelumpuhan sebagian karena tertular kasus polio pertama di Gaza dalam 25 tahun ini.
Sekitar 1.26 juta dosis vaksin polio oral tipe 2 (noPV2) sudah tersedia di Gazam dan 400.000 dosis tambahan nantinya akan segera tiba.
Sementara itu lebih dari 2.000 petugas kesehatan dan penjangkauan masyarakat telah dilatih untuk memberikan vaksin.
WHO memiliki tujuan untuk mencapai cakupan vaksin sebesar 90% dari keseluruhan Jalur Gaza. Angka ini dibutuhkan untuk menghentikan penularan virus di sana.
Perlu diingat kembali, Israel saat ini masih menjalankan serangan mereka di Gaza setelah Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023 silam.
Hamas saat itu menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 251 orang. Saat ini, sekitar 40.530 warga Gaza meninggal dunia akibat serangan Israel, berdasarkan klaim dari Kementerian kesehatan yang dikelola Hamas.