Rabu, 18 September 2024
Rabu, 18 September 2024

Buntut Penangkapan Bos Telegram, Pavel Durov Ditahan Di Prancis

HOLOPIS.COM, JAKARTA – Bos Telegram, Pavel Durov didakwa serangkaian pelanggaran yang berkaitan dengan aplikasinya. Akibatnya, Pavel dilarang meninggalkan tanah Prancis.

Namun, ia masih dibebaskan dari tahanan dalam negara tersebut. Sebagai informasi, Pavel Durov didakwa beberapa tudingan seperti gagal membatasi atau mengekang konten ilegal di aplikasinya.

“Dia diberikan pembebasan bersyarat dengan jaminan sebesar 5 juta euro (Rp85.546.071.450) dengan syarat dia harus melapor ke kantor polisi dua kali seminggu dan tetap berada di Prancis,” demikian disampaikan oleh Jaksa Paris Laure Beccuau, dikutip Holopis.com, Kamis (29/8).

Telegram dinilai sebagai aplikasi yang digunakan para ekstrimis dan pelaku kriminal karena keamanan mereka yang terjaga di Telegram, dan bebas dalam berkomunikasi di sana.

Mengapa Telegram Dinilai Berbahaya Oleh Negara-negara Barat?

Aplikasi ini memiliki cabang kanal yang membuat hate speech atau disinformasi tetap bisa viral dan meraja lela. Biasanya, seorang pengguna mengikuti kanal kandidat Donald Trump, dan bisa menjadi target link-link berita konspirasi yang semakin agresif.

Bahkan, Telegram dinilai memiliki andil dalam mengorganisir kericuhan anti imigran di Inggris pada awal Agustus lalu.

Aplikasi ini dinilai digunakan para kaum ekstrim untuk menyetir kebencian terhadap muslim, dan membuat lokasi-lokasi untuk diserang.

Kekhawatiran negara-negara Barat juga tertuju pada akun-akun pro-Rusia yang dinilai ingin mengucilkan dukungan untuk Ukraina. Meskipun aplikasi ini sebenarnya juga digunakan oleh banyak masyarakat Ukraina, termasuk Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy.

Sebagai informasi, Telegram adalah aplikasi atau layanan obrolan teks mirip Whatsapp, namun dengan fitur berbeda seperti Twitter atau Facebook.

Penggunanya bisa mengunggah grup, story, diskusi, dan membuat saluran khusus di dalamnya. Sebenarnya, pengguna baru aplikasi ini harus melakukan persetujuan untuk tidak mengirimkan spam atau melakukan penipuan, kekerasan, dsb.

Tetapi di lapangan, peraturan Telegram lebih sedikit dibandingkan aplikasi buatan Amerika Serikat lainnya.

Perlu diketahui pula, terhitung pada Juli 2024, pengguna Telegram telah terkumpul sebanyak 950 juta orang, dengan mayoritas pengguna dari negara India.

Temukan kami juga di Google News lalu klik ikon bintang untuk mengikuti. Atau kamu bisa follow WhatsaApp Holopis.com Channel untuk dapatkan update 10 berita pilihan dari redaksi kami.

Rekomendasi

berita Lainnya
Related

Perundingan Peningkatan ATIGA Capai Kemajuan Signifikan

HOLOPIS.COM, JAKARTA - Perundingan  peningkatan Persetujuan Perdagangan Barang ASEAN...

Terungkap, Tersangka Penembakan Donald Trump Ternyata

Donald Trump kembali menjadi target percobaan pembunuhan dengan cara ditembak.

China Dilanda Topan Terbesar Sejak 75 Tahun Silam

Topan Bebinca yang sebelumnya udah diperkirakan akan menghampiri akhirnya tiba di Shanghai China dan membuat puluhan juta orang di pantai timur China yang padat penduduk berdiam diri di rumah.
Prabowo Gibran 2024 - 2029
Ruang Mula

Berita Terbaru