HOLOPIS.COM, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) membuka peluang untuk menurunkan tarif layanan transfer murah, atau yang dikenal dengan sistem BI-Fast menjadi lebih murah dari tarif sekarang yang dipatok Rp2.500 per transaksi.
Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI, Ryan Rizaldy menjelaskan, banyak dalam penyesuaian tarif layanan sistem BI-Fast, terdapat variabel makro ekonomi yang perlu diperhatikan, seperti inflasi.
Namun ia mengatakan, pihaknya tidak menutup kemungkinan untuk melakukan penyesuaian tarif layanan transfer murah tersebut untuk ke depannya.
“Jadi penyesuaian ke depan tidak tertutup kemungkinannya,” jelas Ryan dalam keterangannya, seperti dikutip Holopis.com, Minggu (25/8).
Di samping itu, dia juga menyatakan fokus BI dalam jangka pendek adalah untuk membangun sinergi antara infrastruktur dengan industri. Menurutnya, penyesuaian tarif transfer BI Fast turun belum menjadi suatu perhatian yang lebih.
“Yang pasti bahwa saat ini sepertinya masyarakat sangat-sangat enjoy [menikmati] dengan skema harga yang berlaku sekarang,” ujar Ryan.
Sebagai informasi tambahan saja Sobat Holopis, bahwa volume transaksi dari BI-Fast sejak diluncurkan pada November 2021 hingga akhir tahun 2023 lalu telah mencapai 2 miliar transaksi.
Deputi Gubernur BI, Juda Agung menyampaikan, jika dulu biaya transaksi antarbank dipatok Rp6.500 per transaksi, dengan BI Fast biaya transaksi hanya dipatok sebesar Rp2.500 per transaksi. Maka ada efisiensi sebesar Rp4.000 per transaksi.
“Atau kalau kita kalikan dengan 2 miliar transaksi, berarti ada efisiensi sebesar Rp8 triliun untuk perekonomian Indonesia,” kata Juda, Rabu (6/12) tahun lalu.