HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menilai target pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sebesar 5,2 persen di 2025, masih realistis untuk tahun pertama kepemimpinan presiden terpilih Prabowo Subianto.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu, Febrio Nathan Kacaribu mengatakan, target pertumbuhan ekonomi tersebut sudah mempertimbangkan dinamika global, sehingga akan tetap mengedepankan langkah antisipatif.

“Jadi 5,2 persen itu realistis, tapi juga memang penuh antisipatif,” kata Febrio dalam keterangannya, seperti dikutip Holopis.com, Minggu (18/8).

Febrio lantas melanjutkan, kurs atau nilai tukar rupiah yang dipatok Rp 16.100 terhadap dolar AS dalam asumsi makro di RAPBN 2025 merupakan bentuk kehati-hatian. Ia optimistis, mata uang garuda itu dalam jangka pendek akan kembali perkasa.

“Kita melihat dalam jangka pendek ini kan sebenarnya peluang untuk rupiah tetap menguat itu cukup besar,” ungkapnya optimis.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menyampaikan pertumbuhan ekonomi di tahun 2025 mendatang diproyeksi bakal berkisar di angka 5,2 persen.

“Pertumbuhan ekonomi diperkirakan sebesar 5,2 persen. Karena kondisi ekonomi global yang masih relatif stagnan, pertumbuhan ekonomi kita akan lebih bertumpu pada permintaan domestik,” kata Jokowi, Kamis (16/8).

Sementara untuk inflasi ditargetkan sebesar 2,5 persen, nilai tukar rupiah diproyeksi di level Rp 16.100 per dolar AS, dan suku bunga SBN 10 tahun berada di level 7,1 persen.

Jokowi menyebut pemerintah akan selalu responsif terhadap dinamika moneter dunia. “Bauran antara fiskal, moneter, dan sektor keuangan akan dijaga untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi dan menjaga stabilitas sistem keuangan,” tambahnya.