HOLOPIS.COM, JAKARTA – Hasto Kristiyanto menilai bahwa ada agenda tertentu yang dilakukan oleh Presiden Jokowi dalam konteks Pilkada DKI Jakarta 2024. Salah satunya adalah agenda penggagalan Anies Baswedan untuk maju dalam kontestasi politik elektoral itu.
“Ini merupakan bagian kita lihat dari berbagai upaya-upaya yang mencoba menekan,” kata Hasto di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Sabtu (17/8) seperti dikutip Holopis.com.
Konteks menekan ini kemudian disampaikan Hasto dengan memutar rekaman video pidato Presiden Jokowi yang akan menggigit siapa pun dengan caranya sendiri. Di mana Jokowi akan menggunakan kekuatan pemerintah baik Kepolisian, KPK, Kejaksaan Agung untuk menggigit balik mereka yang mau menggigit seseorang.
“Tadi kan beredar video kan bagaimana Pak Jokowi mengatakan akan menggunakan hukum dan kemudian melakukan pembisikan kepada Ketua KPK, kepada Jaksa Agung, Kapolri, itu tadi video yang saya terima,” ujarnya.
Lantas, Sekjen DPP PDI Perjuangan ini pun mempertanyakan kepada para jurnalis, apakah sudah mendengar video pidato Jokowi yang dimaksud untuk memvalidasi statemen dan informasi yang ia sampaikan tersebut.
“Apakah rekan-rekan wartawan sudah mendengar itu atau belum itu harus diklarifikasi oleh Bapak Presiden karena ini berbahaya di dalam demokrasi dan penegakan hukum itu sekiranya hal tersebut benar. Udah pada mendengar belum?,” ucap Hasto.
Video Nggak Nyambung
Sekadar diketahui Sobat Holopis, bhawa pidato Jokowi yang diputar oleh Hasto tersebut adalah materi yang diucapkan pada 2019 saat Rakornas Forkopimda, Sentul, Bogor, Rabu (13/11/2019).
Jokowi saat itu mengingatkan pentingnya kepastian hukum bagi pengusaha dan pejabat yang melakukan inovasi. Jokowi meminta aparat penegak hukum tidak mencari-cari kesalahan mereka.
“Jangan pernah ‘menggigit’ pejabat atau pelaku bisnis yang sedang berinovasi untuk kemajuan negara ini. Karena tugas Saudara-saudara adalah menggigit siapa pun yang punya niat buruk yang mengganggu agenda-agenda strategis bangsa,” kata Jokowi di Rakornas Forkopimda, Sentul, Bogor, Rabu (13/11/2019).
Dalam pidato tersebut, Jokowi mengatakan akan bertindak tegas terhadap siapa pun yang menghalangi aparat penegak hukum. Dia mengaku akan berkoordinasi dengan Jaksa Agung, Kapolri, hingga KPK.
“Saya tidak akan memberikan toleransi kepada aparat yang menakut-nakuti dan menghambat inovasi yang memeras pejabat. Saya sampaikan secara terbuka,” ucapnya.
Namun ucapan Jokowi itu adalah dalam konteks peringatan kepada Kepala Daerah dan Forkopimda agar tidak mengganggu program strategis nasional yang dijalankan oleh pemerintah. Sekaligus peringatan kepada mereka agar tidak menggunakan kekuasaan untuk memeras dan mengganggu para pihak yang benar untuk kepentingan mereka sendiri maupun kelompok.
“Yang kerjaannya memeras pelaku usaha, saya mendengar banyak sekali dan saya perintahkan Kapolri atau Jaksa Agung. Nih, ada ini di kejari, ini kejati, ini polda, polres. Ini tolong cek, copot pecat, udah gitu aja,” sambungnya.
Jokowi akan menindak tegas aparat yang menghambat kebijakan atau inovasi yang baik untuk negara. Dia akan bertindak tegas melalui Jaksa Agung, Kapolri, hingga KPK.
“Kalau masih ada, akan saya gigit sendiri, ini ada apa kok nggak jalan. Saya sudah mulai ngerti, saya udah mulai ngerti kalau masih diteruskan. Kalau masih ada yang main-main. Sekali lagi, yang gigit saya sendiri, lewat cara saya. Lewat KPK bisa, lewat Polri, lewat Kejaksaan bisa. Saya bisikin, di sana ada yang main-main,” katanya.