HOLOPIS.COM, JAKARTA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan wabah monkey pox (mpox) alias cacar monyet yang sedang kini tengah berlangsung di Afrika sebagai Darurat Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (PHEIC).

Pengumuman ini dilakukan setelah munculnya kekhawatiran tentang penyebaran strain virus yang lebih mematikan, clade Ib, yang telah tersebar di empat negara di Afrika, yang sebelumnya hanya ditemukan di Republik Demokratik Kongo.

Dalam hal ini, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus telah menyetujui ditetapkannya wabah cacar monyet sebagai darurat kesehatan global, WHO mengadakan komite daruratnya untuk membahas situasi yang terjadi di Afrika.

“Penyebaran clade baru mpox di wilayah timur DRC dan deteksinya di negara-negara tetangga yang sebelumnya tidak melaporkan mpox, serta potensi penyebarannya lebih lanjut di Afrika dan luar Afrika, sangat mengkhawatirkan,” kata Tedros dalam keterangannya, seperti dikutip Holopis.com, Kamis (15/8).

Deklarasi ini menunjukkan bahwa wabah mpox bukan lagi masalah lokal di negara Kongo, tetapi telah menjadi ancaman global yang memerlukan respons internasional yang terkoordinasi.

Ketua komite darurat, Dimie Ogoina menegaskan bahwa wabah ini adalah “peristiwa luar biasa” dan menyatakan bahwa situasi di Afrika hanyalah “puncak gunung es.”

Sejak awal tahun, lebih dari 17.000 kasus mpox dan lebih dari 500 kematian telah dilaporkan di 13 negara Afrika. Republik Demokratik Kongo sendiri menjadi negara dengan jumlah kasus tertinggi, yakni lebih dari 14.000 kasus dalam sebulan.

Mpox merupakan penyakit virus yang dapat menyebar dengan mudah melalui kontak dekat, termasuk melalui bahan-bahan yang terkontaminasi seperti pakaian atau jarum. Gejalanya meliputi demam, ruam yang menyakitkan, sakit kepala, nyeri otot, dan pembengkakan kelenjar getah bening.

WHO telah menyetujui penggunaan darurat untuk vaksin mpox dan mengembangkan rencana respons regional yang memerlukan pendanaan sebesar US$15 juta.

Adapun nantinya, DRC dan Nigeria akan menjadi negara pertama yang menerima vaksin ini, dengan setengah juta dosis siap didistribusikan, dan kemungkinan 2,4 juta dosis tambahan akan diproduksi sebelum akhir tahun ini.

Meskipun vaksinasi merupakan bagian penting dari respons, WHO menekankan bahwa pengendalian penyebaran mpox juga memerlukan peningkatan pengawasan, diagnostik, dan penelitian untuk mengisi kesenjangan pemahaman tentang virus ini.

“WHO menyerukan kerja sama internasional untuk menghentikan wabah ini dan menyelamatkan nyawa,” pungkasnya.