Jumat, 20 September 2024
Jumat, 20 September 2024
NewsEkobizJokowi Perintahkan Jajaran Cari Tahu Biang Kerok PMI Indonesia Anjlok

Jokowi Perintahkan Jajaran Cari Tahu Biang Kerok PMI Indonesia Anjlok

HOLOPIS.COM, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti Purchasing Manager Index’s (PMI) Indonesia yang mengalami pelemahan, hingga masuk ke zona kontraksi pada periode bulan Juli 2024.

Hal itu disampaikannya saat memberikan pengantar dalam Sidang Kabinet Paripurna yang digelar perdana di Ibu Kota Nusantara (IKN), pada hari ini, Senin (12/8).

Kepala negara itu pun meminta jajaran menterinya untuk mencari tahu penyebab yang membuat PMI Indonesia anjlok.

“Saya ingin dicari betul penyebab utamanya dan segera diantisipasi,” ujar Jokowi, seperti dikutip Holopis.com di Jakarta, Senin (12/8).

Jokowi mengatakan, PMI Indonesia telah memasuki zona kontraksi setelah selama 34 bulan berturut-turut berada di zona ekspansif. Pelemahan PMI, kata dia, bahkan sudah terjadi sejak 4 bulan terakhir.

“Pada bulan Juli kita masuk ke level kontraksi. Ini agar dilihat betul, diwaspadai betul secara hati-hati,” tandasnya.

Jokowi lantas menyebut sejumlah kemungkinan yang berkaitan dengan pelemahan PMI, yakni kemungkinan tingginya beban impor bahan baku karena fluktuasi rupiah, melemahnya permintaan ekspor yang diakibatkan oleh gangguan rantai pasok, atau perlambatan ekonomi yang dialami oleh berbagai mitra dagang utama Indonesia.

Secara khusus, Jokowi juga menyoroti kemungkinan adanya serangan produk-produk impor yang masuk ke Indonesia beberapa waktu terakhir, yang pada akhirnya mengakibatkan pelemahan pada PMI.

“Sehingga penting belanja produk lokal, sekali lagi saya tekankan. Kemudian penggunaan bahan baku lokal, dan juga perlindungan terhadap industri dalam negeri kita,” tandas Jokowi.

Adapun sebelumnya, Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita telah merespon pelemahan PMI Indonesia yang terjadi pada periode Juli 2024 ini. Ia menyebut telah memprediksi hal tersebut bakal terjadi.

Adapun menurut Agus, pelemahan PMI manufaktur Indonesia terjadi sejak kebijakan relaksasi impor diberlakukan.

“Kami tidak kaget dan logis saja melihat hasil survei ini, karena ini semua sudah terprediksi ketika kebijakan relaksasi impor dikeluarkan,” ujar Agus, Kamis (1/8).

Dengan adanya penurunan PMI manufaktur ini, Agus menekankan pentingnya sinergi kebijakan pemerintah untuk mendukung kinerja industri manufaktur dalam negeri.

Dia meyakini, PMI manufaktur Indonesia akan segera berada pada ekspansi lagi jika pemerintah bisa segera mengembalikan kebijakan yang pro kepada industri dalam negeri.

“Posisi sektor manufaktur sudah sangat sulit karena kondisi global, termasuk logistik, sangat tidak menguntungkan bagi sektor ini. Oleh sebab itu, para menteri jangan mengeluarkan kebijakan yang justru semakin membunuh industri,” kata Agus.

Temukan kami juga di Google News lalu klik ikon bintang untuk mengikuti. Atau kamu bisa follow WhatsaApp Holopis.com Channel untuk dapatkan update 10 berita pilihan dari redaksi kami.

Baca Juga

Prabowo Gibran 2024 - 2029
Ruang Mula

BERITA TERBARU

Lainnya
Related

Tambah Sajian Kuliner, PT JMRB Resmi Hadirkan Gerai Eats and Co di Travoy Hub

HOLOPIS.COM, JAKARTA - Sebagai bentuk mendongkrak kebutuhan pengunjung dari...

Australia Hentikan Penyelidikan Antidumping Produk Nanas Indonesia

HOLOPIS.COM, JAKARTA - Pemerintah Australia memutuskan untuk menghentikan penyelidikan...

IHSG Melesat Usai BI dan The Fed Turunkan Suku Bunga

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Sesi I hari ini, Kamis (19/9), melesat hingga berhasil tembus level resistance 7.900.

SRBI Makin Laku, Kepemilikannya Capai Rp 918,42 Triliun

Bank Indonesia (BI) mencatat kepemilikan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sampai dengan tanggal 17 September 2024 telah mencapai Rp 918,42 triliun.