HOLOPIS.COM, JAKARTA – Inggris saat ini sedang mengalami momen-momen menegangkan akibat kericuhan dari pendukung sayap kanan yang keberatan dengan keberadaan imigran di sana.
Protes besar-besaran yang membuat pendemo serta polisi bentrok tersebut dimulai dari salah paham, saat tersebar berita hoaks yang mengatakan bahwa pelaku penikaman terhadap tiga anak perempuan adalah pria muslim.
Meskipun kabar salah itu sudah diluruskan dan terungkap bahwa penikam ternyata beragama Kristen, namun kekacauan sudah kadung terjadi.
Beberapa ahli berpendapat salah satu yang menjadi alasan mengapa kericuhan bisa terjadi adalah mob mentality di mana penilaian kritis cenderung berkurang ketika seorang individu sudah didorong satu kelompok dan melakukan sebuah tindakan secara bersamaan.
Apa itu mob mentality?
Menurut Dr. John Drury, mob mentality terjadi ketika individu dalam kelompok besar mulai mengadopsi perilaku dan sikap yang dominan dalam kelompok tersebut, sering kali tanpa mempertimbangkan konsekuensi dari tindakan mereka. Dr. Drury menjelaskan bahwa fenomena ini bisa terjadi karena beberapa alasan utama.
Kehilangan Identitas Individu: Dalam kelompok besar, individu sering kali merasa bahwa identitas pribadi mereka menghilang dan mereka mulai mengidentifikasi diri mereka lebih sebagai bagian dari kelompok. Proses ini, yang dikenal sebagai depersonalisasi, mengurangi rasa tanggung jawab individu dan meningkatkan kemungkinan untuk mengikuti perilaku kelompok.
Kepatuhan Sosial: Dr. Drury menekankan bahwa tekanan sosial memainkan peran besar dalam mob mentality. Ketika individu merasa tertekan untuk mematuhi norma-norma kelompok atau takut akan penilaian kelompok, mereka lebih cenderung untuk mengikuti tindakan yang tidak rasional atau ekstrem.
Kesamaan Tujuan: Adanya tujuan atau motivasi bersama dalam kelompok bisa memperkuat solidaritas dan mengurangi keraguan individu. Dr. Drury menunjukkan bahwa kesamaan tujuan ini sering kali menyebabkan individu mengabaikan pertimbangan moral atau etika demi mencapai tujuan kelompok.
Contoh Mob Mentality
Fenomena mob mentality dapat dilihat dalam berbagai situasi, dari protes dan kerusuhan hingga perilaku konsumtif dalam penjualan besar-besaran. Misalnya, dalam kerusuhan massa, individu mungkin terlibat dalam tindakan kekerasan atau perusakan barang-barang tanpa mempertimbangkan konsekuensi pribadi, hanya karena mereka terpengaruh oleh perilaku orang lain di sekitar mereka.
Dalam konteks sosial media, mob mentality juga sering muncul dalam bentuk lynching digital, di mana kelompok besar menyerang atau mengutuk individu secara kolektif berdasarkan opini atau informasi yang sering kali tidak terverifikasi.
Dampak dan Solusi
Mob mentality memiliki dampak signifikan terhadap perilaku sosial dan keputusan kolektif. Dalam beberapa kasus, dampak tersebut bisa sangat destruktif. Dr. Drury menyoroti pentingnya pendidikan tentang dinamika kelompok dan pengembangan keterampilan berpikir kritis sebagai solusi untuk mengatasi masalah ini.
Menyadari bagaimana mob mentality dapat mempengaruhi tindakan kita dan belajar untuk menilai situasi secara objektif dapat membantu individu untuk membuat keputusan yang lebih baik dan menghindari keterlibatan dalam perilaku kelompok yang merugikan.