HOLOPIS.COM, JAKARTA – Partai Demokrat ternyata belum mencapai kata sepakat dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) perihal nama pendamping Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta.
Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani menegaskan, pihaknya memiliki stok kader yang mumpuni untuk menjadi pendamping Ridwan Kamil nantinya.
“Kader-kader yang kami ajukan adalah figur-figur yang paham betul dengan seluk-beluk, dinamika dan kompleksitas problematika Jakarta. Berpengalaman sebagai mitra kerja Pemerintah DKI Jakarta di parlemen dengan beberapa Gubernur DKI Jakarta terdahulu,” kata Kamhar dalam keterangannya pada Selasa (6/8) dikutip Holopis.com.
“Sehingga akan tepat jika menjadi pendamping Kang Emil,” imbuhnya.
Kamhar menjelaskan, pihaknya memang sudah setuju untuk nama Ridwan Kamil untuk diusung, tapi tidak dengan nama cawagub yang dianggap masih bersifat dinamis.
“Mengerucutnya Kang Emil yang akan dimajukan di Jakarta, telah dinanti-nantikan. Pada ranah Cagub, memang tak ada dinamika lagi, semua bisa menerima Kang Emil. Tak hanya KIM, bahkan bisa menjadi KIM Plus pengusungnya. Yang menjadi dinamis memang pada bursa Cawagub,” tukasnya.
“Sejak awal untuk Pilgub Jakarta kami lebih mempersiapkan diri pada bursa Calon Wakil Gubernur. Kami rasional dan realistis kader kami saat ini hanya memadai mengisi posisi sebagai Cawagub,” sambungnya.
Adapun nama yang akan mereka usung mulai dari Wasekjen DPP Partai Demokrat, Jansen Sitindaon, Ketua DPD Partai Demokrat Jakarta, Mujiono serta Ali Suharli.
Sebelumnya diberitakan, Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengklaim bahwa Koalisi Indonesia Maju sudah sepakat mengenai pendamping Dedi Mulyadi di Pilgub Jawa Barat diserahkan ke Partai Golkar.
Dasco mengatakan, baik Partai Demokrat dan PAN tidak mempermasalahkan tidak mendapatkan jatah cawagub bersama dengan Dedi Mulyadi.
“Oh nggak kita sudah bicara kok. Ya kalau di Jabar harus solid lah,” kata Dasco dalam keterangannya, Selasa (6/8).
Pimpinan DPR itu pun memastikan keputusan mengenai nama cawagub Dedi Mulyadi sepenuhnya akan ditentukan oleh Partai Golkar.
“Jadi kalau menurut saya, kita sudah serahkan ke Partai Golkar. Nanti tentunya terserah Partai Golkar apakah nanti akan memajukan kader yang mana dan kita masih menunggu sebelum kemudian kita umumkan ke publik,” ujarnya.