Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Ketua Umum Pengurus Pusat Gerakan Pemuda Ansor (PP GP Ansor) Addin Jauharudin menyatakan bahwa dirinya telah menginstruksikan semua kadernya baik dari Banser dan sebagainya, untuk senantiasa menjaga ketat PBNU.

“Sebagai Panglima Tertinggi Banser, saya memimpin pasukan untuk siaga di gedung PBNU,” kata Addin dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Senin (5/8).

Tujuan utama penjagaan pagar betis di gedung PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) adalah dalam rangka untuk menjaga harkat dan martabat para ulama NU yang saat ini tengah diganggu sejumlah pihak.

“Menjaga marwahnya, menjaga kiai dan ulama yang penuh keikhlasan membesarkan Nahdlatul Ulama,” ujarnya.

Terkait dengan perkembangan terkini adanya sentimen negatif yang dialamatkan kepada PBNU, Addin menyatakan perintahnya kepada semua kader untuk tetap menjaga soliditas dan garis komando. Jangan ada kader yang terpecah belah apalagi sampai melakukan tindakan tanpa koordinasi.

“Kami lakukan untuk merespons perkembangan mutakhir. Saya perintahkan kader Ansor Banser Tetap satu komando, satu barisan, jangan terpecah-pecah,” serunya.

“Jangan ambil tindakan apa pun, koordinasikan, komunikasikan seluruh hal yang terjadi di lapangan ke Pimpinan Pusat,” sambung Addin.

Sekadar diketahui Sobat Holopis, bahwa PBNU saat ini tengah dilanda sentimen negatif dari sejumlah kalangan, yakni pasca kedatangan kader muda NU ke Israel dan bertemu dengan Presiden Isaac Herzog. Pun demikian, kasus ini sudah dibereskan dengan pemecatan 5 (lima) orang kadernya yang bergerak di luar jalur komando dan berjalan sendiri hingga merusak citra organisasi.

Yang terbaru, adalah kasus antara PBNU dengan PKB terkait dengan upaya pembentukan Panitia Khusus (Pansus) Haji yang diinisiasi oleh Fraksi PKB di DPR RI. Di mana mereka akan melakukan audit dan pemeriksaan mendalam terhadap pelaksanaan ibadah haji 2024 yang dinilai sarat akan masalah.

Terkait dengan pembentukan Pansus Haji tersebut, PBNU melalui Ketua Umumnya, yakni Yahya Cholil Staquf memberikan sentimen terhadap DPR RI dan PKB. Di mana Gus Yahya berupaya melindungi Menteri Agama yang notabane adalah adik kandungnya sendiri, yakni Yaqut Cholil Qoumas.

Ketegangan ini yang membuat sejumlah kalangan sempat melakukan demonstrasi di depan gedung PBNU. Mereka yang mengatasnamakan diri Aliansi Santri Gus Dur tersebut berunjuk rasa pada hari Jumat, 2 Agustus 2024 siang hari. Salah satu tuntutan mereka adalah desakan agar Gus Yahya mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Ketua Umum PBNU. Bahkan tuntutan itu juga diutarakan untuk Saifullah Yusuf alias Gus Ipul untuk melepaskan jabatannya sebagai Sekjen PBNU.