HOLOPIS.COM, JAKARTA – Meskipun upacara pembukaan Olimpiade Paris 2024 berlangsung dengan meriah dan unik, ternyata acara yang menjadi pusat dunia tersebut tidak luput dari kontroversi.
Salah satu momen dari upacara pembukaan olimpiade dinilai tak menghormati salah satu agama bahkan dikecam oleh beberapa kelompok.
Beberapa grup katolik dan uskup Prancis pun mengaku bahwa mereka melihat beberapa adegan di upacara merupakan ejekan terhadap agama Kristen.
Menanggapi kritikan tersebut, Juru Bicara Paris 2024 Anne Descamps mengatakan bahwa pihaknya sama sekali tidak ada niat untuk menyinggung agama manapun.
“Jelas sekali bahwa tidak ada niat untuk tidak menghormati agama manapun,” kata Anne Descamps, dikutip Holopis.com, Selasa (30/7).
Mengatasnamakan Olimpiade Paris 2024, Anne mengucapkan permintaan maafnya kepada pihak-pihak yang mungkin tersinggung terhadap atraksi dalam upacara pembukaan.
“Jika orang-orang ada yang tersinggung, kami tentu saja sangat-sangat minta maaf,” lanjutnya.
Sebagai informasi, salah satu adegan yang menyinggung banyak pihak adalah momen ketika sebuah adegan menunjukkan para penari, drag queen atau ratu waria, memperagakan adegan the Last Supper atau Perjamuan Terakhir.
Berbagai pendapat pun bermunculan pasca pertunjukan berani dari Prancis tersebut.
Ada yang mengatakan bahwa momen itu sebenarnya menampilkan Dionysus, dewa anggur dan kesenangan Yunani. Dionysus merupakan ayah dari Squana, dewi Sungai Seine.
Penampilan itu juga dimaksudkan Paris sebagai mempromosikan toleransi terhadap identitas seksual dan gender yang berbeda.
Sementara itu ada juga sebagian netizen yang menilai bahwa adegan itu terinspirasi dari lukisan The Feast of the Gods, karya master Belanda abad ke-17 Jan Harmensz ban Bijlert.
Terlepas dari kontroversi, banyak juga yang menilai ini adalah langkah yang berani dan bersejarah dari Prancis. Apalagi ini adalah pertama kalinya upacara pembukaan olimpiade dilakukan di luar stadion.