HOLOPIS.COM, JAKARTA – Analis keamanan data dari SidikCyber, Syam Basrijal menilai bahwa keamanan siber tidak cukup sekadar menyiapkan alat atau hardware dan software cyber security saja, Akan tetapi aspek kemampuan pengelola sistem keamanan juga harus benar-benar bisa disiapkan.
“Edukasi holistik tentang keamanan siber mencakup lebih dari sekedar pelatihan teknis. Ini melibatkan pembangunan budaya kesadaran keamanan di seluruh organisasi,” kata Syam Basrijal, Senin (29/7) seperti dikutip Holopis.com.
Ia menekankan bahwa semua SDM keamanan siber yang ditempatkan harus bisa memahami bagaimana sistem keamanan dijalankan. Untuk memastikan hal itu, tentu edukasi secara holistik juga harus dilakukan oleh sebuah organisasi pengguna keamanan siber tersebut, khususnya pemerintah yang mengelola big data masyarakat.
“Edukasi holistik membantu meningkatkan kesadaran pegawai tentang ancaman siber dan cara mengatasinya. Pemahaman yang mendalam tentang risiko dan praktik terbaik dalam keamanan siber dapat mengurangi kemungkinan terjadinya insiden,” ujarnya.
Disampaikan Syam Basrijal, bahwa serangan siber tidak selalu memulu berasal dari eksternal, akan tetapi bisa jadi karena faktor internal. Apakah ada mens rea, atau justru karena ketidakpahaman dari orang dalam sendiri dalam menggunakan sebuah perangkat keamanan. Sehingga jangan sampai sebuah organisasi mengalami serangan siber karena faktor insider threat.
Untuk menyikapi hal ini, Syam memberikan penekanan bahwa rasa tanggung jawab secara kolektif dari organisasi pengelola keamanan siber harus diterapkan dengan maksimal, bahkan perlu dilakukan di seluruh level organisasi tersebut.
Tujuan utama ini adalah untuk meningkatkan pemahaman kepada masing-masing individu organisasi tentang pentingnya menjaga keamanan data. Salah satu yang tak kalah penting adalah memastikan mereka tidak menjadi korban modus serangan siber berbasis social engineering (Soceng), seperti pishing.
“Ketika semua orang dalam organisasi memahami pentingnya keamanan siber, tanggung jawab tidak hanya berada pada tim IT tetapi juga pada setiap individu. Ini menciptakan lingkungan yang lebih aman secara keseluruhan,” tandasnya.
Lebih lanjut, Syam Basrijal berharap agar semua organisasi pelaku keamanan siber memahami pentingnya penguatan SDM dalam memahami cyber security, agar semua lini di dalam organisasi khususnya pemerintahan tersebut bisa lebih memiliki sisi awareness terhadap keamanan siber.
“Dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai, pegawai dapat merespons insiden dengan cepat dan efektif, mengurangi dampak dari serangan siber,” pungkasnya.