Trust Issue Jadi Penyakit Sosial, Cobalah untuk Sembuh

HOLOPIS.COM, JAKARTA – Pernahkah kamu merasa sulit untuk percaya pada orang lain, bahkan orang terdekat sekalipun? Rasa curiga yang berlebihan, selalu waspada, dan keraguan dalam menjalin hubungan bisa jadi merupakan tanda-tanda trust issue.

Istilah ini memang lebih familiar dalam bahasa Inggris, namun maknanya perlu dipahami agar kita bisa lebih peka terhadap diri sendiri dan orang lain.

Apa itu Trust Issue?

Trust issue, atau yang lebih tepat diterjemahkan sebagai masalah kepercayaan, adalah sebuah kondisi di mana seseorang mengalami kesulitan untuk mempercayai orang lain. Hal ini bisa bermanifestasi dalam berbagai bentuk, seperti ; sulit menjalin hubungan baik pertemanan, asmara, maupun hubungan keluarga.

Orang yang mengidap trust issue akan selalu curiga dan meragukan motif dari tindakan orang lain, bahkan tanpa bukti yang jelas. Hal ini karena beberapa faktor, salah satinya adalah merasa terlalu takut untuk dibohongi. Ia akan selalu waspada dan bersiap untuk dikecewakan.

Efek samping lain dari trust issue adalah ia akan sulit memaafkan kesalahan orang lain. Ia akan menyimpan dalam apa pun tindakan buruk yang pernah dilakukan orang lain kepadanya. Bahkan kecenderungan, orang-orang dengan kondisi trust issue ini memiliki ekspektasi yang tinggi, sehingga jelas mudah sekali kecewa ketika orang lain tidak memenuhi ekspektasinya.

Penyebab Trust Issue

Ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami trust issue. Mulai dari karena faktor pengalaman masa lalu. Orang yang memiliki trust issue bisa jadi pernah mengalami dikhianati, dikecewakan, atau disakiti oleh orang yang dipercaya.

Selain itu, orang dengan gangguan trust issue ini juga bisa jadi pernah mengalami situasi kurang baik dalam pola asuh. Orang tua yang otoriter atau tidak suportif dapat membuat anak sulit untuk percaya pada orang lain.

Cara Mengatasi Trust Issue

Menyadari trust issue adalah langkah awal untuk mengatasinya. Membangun kepercayaan membutuhkan waktu, kesabaran, dan usaha dari kedua pihak. Berikut beberapa tips ;

  1. Komunikasi yang terbuka:
    Jika kamu mengidap trust issue, maka cobalah untuk mulai membuka diri dan berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan orang yang kamu percaya. Bisa keluarga, pasangan atau teman terbaik yang memang bisa dipercaya untuk mendengarkan apalagi memberikan solusi terbaik tanpa menghakimi.
  2. Saling menghormati:
    Cobalah untuk memaksakan diri menghargai perasaan dan batasan orang lain. Pahami bahwa kita adalah makhluk sosial yang hidup berdampingan dengan orang lain. Jangan sampai melangkahi batas tertinggi koridor sosial, yakni menyakiti hati atau fisik serta mengganggu ketenangan orang lain.
  3. Tepati janji:
    Karena rerata pengidap trust issue adalah susah berkomitmen dan tepat janji, maka cobalah untuk memastikan diri kita selalu menepati apa yang pernah diucapkan dan dijanjikan kepada diri sendiri dan orang lain. Pastikan kamu adalah orang yang bisa dipercaya dan dipegang komitmennya.
  4. Berikan dan terima maaf:
    Meminta maaf atas kesalahan diri sendiri adalah sesuatu yang mudah diucapkan, namun tak sedikit yang merasa sulit melakukannya. Maka cobalah kamu untuk memulai diri untuk bisa memaafkan dan meminta maaf. Sebab, memaafkan orang lain dan diri sendiri adalah kunci untuk membangun kepercayaan diri.
  5. Minta bantuan ahli:
    Langkah selanjutnya adalah dengan mendatangi pihak profesional untuk mendapatkan bantun spikologi yang baik. Dengan mendatangi psikolog profesional, kamu akan mendapatkan bimbingan psikologi terbaik untuk melepaskan trust issue dari dirimu sendiri.

Nasionalisme

Dalam upaya membangun rasa nasionalisme, mari kita upayakan untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Istilah “trust issue” dapat diganti dengan masalah kepercayaan, kesulitan percaya, atau ketidakpercayaan. Hal ini menunjukkan rasa bangga terhadap bahasa dan budaya bangsa.

Percayalah, dengan usaha dan komunikasi yang baik, kamu dapat membangun kepercayaan dan terbebas dari belenggu trust issue. Ingatlah bahwa kamu tidak sendiri dan selalu ada orang yang ingin membantu kamu.

Ruang Mula

Rekomendasi

berita Lainnya
Related

Punya Nafsu Menggebu Dipuji Karena Kekuasaan, Jangan-jangan Kamu Idap Narsistik Megalomania

Narsistik megalomania merupakan salah satu kondisi psikologis yang seringkali disalahpahami oleh masyarakat. Istilah ini berasal dari dua kata, yaitu “narsistik” dan “megalomania.”

Psikolog Sebut Perilaku KDRT Seperti Suami Cut Intan Nabila Bisa Menurun ke Anak

Netizen Indonesia saat ini sedang dihebohkan kabar kasus dugaan KDRT yang dialami oleh selebgram Cut Intan Nabila.

Heboh Selebgram Jadi Korban KDRT, Psikolog Sebut Ini Tanda-tanda Pelaku

Selebgram Cut Intan Nabila membeberkan kelakuan suaminya sendiri ke media sosial Instagram @cut.intannabila.
Prabowo Gibran 2024 - 2029

Berita Terbaru