HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto turut mengucapkan rasa prihatinnya atas kabar percobaan pembunuhan terhadap Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump pada hari Senin, 15 Juli 2024.
Hal itu disebubkan oleh Prabowo dalam akun X resminya @prabowo.
“I am deeply concerned to hear about the assassination attempt during former President Donald Trump’s presidential campaign rally in Pennsylvania (Saya sangat prihatin atas kabar percobaan pembunuhan yang dilakukan saat kampanye Mantan Presiden Donald Trump dalam lampanye di Pennsylvania),” tulis Prabowo, dikutip Holopis.com, Selasa (16/7).
Prabowo pun menekankan bahwa tidak ada tempat kekerasan dalam demokrasi. Berbagai bentuk kekerasan pun harus dikutuk.
“Acts of violence have no place in the democratic political process and should be condemned (Bentuk kekerasan tidak adap diterima dalam proses demokrasi politik dan harus dikutuk),” lanjut Prabowo.
Prabowo kemudian berharap agar Donald Turmp cepat membaik serta mendoakan para korban dan pihak yang terkena dampak penyerangan ini.
“Doa kami bersama korban dan keluarga mereka dalam waktu sulit ini. Kami berharap agar kampanye pemilu Amerika Serikat berjalan dengan dalam dan dalam suasana aman,” tutup Prabowo.
Seperti diberitakan Holopis.com sebelumnya, Donald Trump ditembak dengan senapan saat kampanye di Penvsylvania. Namun peluru hanya mengenai bagian kuping kanannya.
Penembak Donald Trump merupakan pria berusia 20 tahun bernama Thomas Matthew Crooks. Thomas langsung tewas di lokasi karena ditembak oleh agen rahasia.
Pelaku Penembakan Donald Trump Masih Berusa 20 Tahun
Wajah pelaku penembakan Donald Trump akhirnya terungkap ke media massa. Pelaku diidentifikasi sebagai seorang pria muda berusia 20 tahun bernama Thomas Matthew Crooks.
Meskipun saat ini pihak berwajib sedang melakukan investigasi mendalam terkait insiden ini, belum diketahui secara pasti motif dan alasan Thomas Matthew Crooks nekat menyerang mentan presiden Amerika Serikat itu.
FBI menjelaskan bahwa tidak ada terlihat kata-kata mengancam atau indikasi lainnya di laman media sosialnya.
“Profil media sosialnya tidak berisi kata-kata yang mengancam, dan tidak ditemukan riwayat masalah kesehatan mental,” demikian penjelasan dari FBI, dikutip Holopis.com.