HOLOPIS.COM, JAKARTA – Mantan Menko Polhukam Mahfud MD menyinggung adanya pihak yang masih tidak terima dengan hasil Pilpres 2024.
Ia meminta keinginan mayoritas rakyat dalam memilih pemimpin untuk diakui. Ia tak ingin ada lagi yang marah-marah lantaran tak bisa menerima hasil pilpres.
“Keadabannya sudah kita bangun untuk membangun pemerintah itu, ada pemilu, pemilu? Selesai ya sudah. Yang menang harus diakui, jangan marah-marah melulu ndak bisa,” kata Mahfud MD dalam pernyataannya pada Minggu (7/7) seperti dikutip Holopis.com.
Mahfud kemudian menyebut bahwa pihak yang tidak menerima hasil Pilpres itu tidak beradab. Hal itu dikarenakan orang yang kalah itu merasa paling hebat dan tidak mengakui kekalahan.
“Itu tidak berkeadaban namanya. Wong sudah pemilu, lalu merasa paling hebat ternyata tidak terpilih, ya sudah rakyat milih itu. Apa pun variasi yang mendekati, itu harus kita akui, lalu apa? mari membangun peradaban,” tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Mahfud kemudian menilai meski Indonesia sudah berdaulat bahkan diakui oleh negara lain, namun rasa keadilan dan kemakmuran bagi rakyatnya dianggap masih belum terpenuhi.
“Berdaulat, kita juga berdaulat diakui oleh seluruh dunia sebagai negara yang punya kedaulatan. Jadi anggota PBB bahkan pernah memimpin juga sidang-sidang PBB,” ucap Mahfud.
“Tinggal sekarang, merdeka bersatu, adil ini yang harus dibangun. Indonesia kalau menuju Indonesia Emas modal 1, 2, 3 sudah ada, tapi modal yang ketiga dan keempat, yang keempat dan kelima belum, belum adil dan belum makmur,” sambungnya.
Mahfud mengatakan keadilan di negara ini masih diperjualbelikan. Dia menyebutkan peradaban bangsa juga dibangun dari pemerintahan, ia kemudian menyinggung penerimaan terhadap hasil Pemilu 2024.
“Merdekanya sudah ada, bersatunya sudah ada, berdaulatnya sudah ada, semua sudah diperoleh secara hukum secara konstitusi merdeka sudah. Tapi keadilan, masih agak tertinggal,” pungkasnya.