HOLOPIS.COM, JAKARTA – Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid mengatakan bahwa HUT Polri ke 78 harus menjadi momentum refleksi bagi institusi Bhayangkara bisa semakin baik lagi.
“Selamat HUT ke 78 Polri. Sesuai tagline pak Kapolri, bahwa Polri harus PRESISI, artinya ; Prediktif, Responsibilitas, dan Transparansi berkeadilan,” kata Habib Syakur kepada Holopis.com, Minggu (30/6) malam.
Ada beberapa catatan penting yang perlu disampaikan kepada Polri di momentum HUT ke 78 tersebut.
Catatan pertama adalah profesionalisme dan integritas. Bagi Habib Syakur, Polri di semua level adalah satu badan yang tidak bisa terpisahkan. Sehingga kinerja jajaran Polri akan menjadi representatif institusi di mata masyarakat.
“Ada polisi nakal, maka masyarakat pasti cap Polri nakal. Tapi kalau polisi baik maka masyarakat akan memuji dan mengelu-elukan. Itu konsekuensi logis,” ujarnya.
Maka dari itu, ia berharal integritas dan profesionalitas Polri di semua level harus benar-benar ditingkatkan.
“Kalau ada polisi nakal, segera tindak tegas kalau perlu umumkan ke publik agar masyarakat percaya Polri benar-benar menegakkan keadilan. Dan pastikan pelayanan publik ditingkan sebagak pelayan, pelindung dan pengayom masyarakat,” sambungnya.
Catatan kedua adalah penegakan keadilan. Menurut Habib Syakur, masih banyak masyarakat yang suka dengan Polri ketimbang yang sentimentil. Apalagi jika merujuk hasil survei Litbang Kompas, di mana Polri menjadi institusi negara yang paling disukasi kedua oleh masyarakat.
Artinya, ia membaca bahwa jelas banyak masyarakat percaya dan menaruh kesukaan terhadap lembaga tersebut.
“Ini posisi yang baik. Tinggal apakah Polri mau menanfaatkan sebagai bahan motifasi dan koreksi atau tidak,” tandasnya.
Terlebih kata Habib Syakur, Polri sedang diuji integritasnya dalam menegakkan keadilan seperti yang terbaru adalah kasus judi, narkoba dan pembunuhan Vina Cirebon.
Secara pribadi, ia sangat mempercayai Polri mampu mengatasi semua itu. Tapi tentu harus dibarengi dengan ketegasan dan integritas itu. Sebab yang dipertaruhkan tidak hanya karir pribadi, tapi nama baik institusi,” paparnya.
Catatan ketiga adalah menjaga NKRI dari rongrongan ideologi trans nasional dan keamanan negara. Satu hal yang menjadi perhatian seriua adalah mulai eksisnya kelompok pengasong khilafah.
Baca selengkapnya di halama kedua.