HOLOPIS.COM, JAKARTA – Georgia akan menghadapi laga sulit di babak 16 besar Euro 2024, yakni menghadapi salah satu unggulan juara Spanyol. Meski begitu, menghadapi tim top tak serta merta membuat Khvicha Kvaratskhelia mengendur, Georgia justru siap tempur pada pertandingan nanti.
Sebelumnya diketahui, pertandingan antara Spanyol vs Georgia itu sendiri digelar di RheinEnergieStadion, Cologne, Amerika Serikat, pada Senin (1/7) pukul 02.00 dini hari WIB.
Pada laga tersebut, Spanyol jelas lebih diunggulkan untuk bisa memeluk kemenangan. Mengingat La Furia Roja syarat dengan pengalaman dan memiliki kedalaman skuad yang mempuni. Berbanding terbalik dengan Georgia yang hanya terfokus pada Kvaratskhelia seorang.
Namun, Georgia patut berbangga diri, sebab mereka merupakan tim yang tidak disangka-sangka bisa lolos ke 16 besar.
Georgia pun sejatinya punya modal bagus menatap laga tersebut, dimana Kvaratskhelia dkk sebelumnya menang dengan skor 2-0 tanpa balas atas Portugal.
Hasil itu jelas mengejutkan banyak pihak, namun Georgia dinilai bakal tetap kesulitan menghadapi Spanyol, apalagi intensitas serangan La Furia Roja luar biasa dengan tiki takanya.
Meski begitu, pelatih Georgia Willyu Sagnol menegaskan bahwa timnya siap tempur dan tidak akan bermain bertahan melawan Spanyol.
“Melawan Spanyol, Portugal, tim-tim besar, sebagai Georgia, jika anda hanya memikirkan cara bertahan, anda tahu suatu saat anda akan hancur,” ungkap Sagnol, seperti dikutip Holopis.com.
“Jadi tidak (akan main bertahan). Seperti melawan Portugal, kami akan menunjukkan kepada Spanyol dan Eropa bahwa kami tidak hanya pandai bertahan, tapi juga memainkan bola,” sambungnya.
“Kami memiliki momen-momen hebat dalam penguasaan bola melawan Portugal dan saya berharap besok kita bisa melihat penampilan yang sama,” tambahnya.
“Anda tidak bisa memberi tahu pemain anda setiap hari selama berminggu-minggu, ‘Bermainlah dengan bebas, ambil risiko, jangan menghitung, lakukan itu’ lalu ketika sampai fase gugur, malah bicara hal berbeda dengan mereka, tidak, tidak,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Sagnol berpesan kepada para pemainnya bahwa harus bermain dengan perasaan.
“Saya amat mementingkan strategi pertahanan dan disiplin kami, tapi begitu para pemain menguasai bola, mereka tahu mereka bisa melakukan apa pun yang mereka inginkan. Sepak bola bukan matematika atau permainan catur, Anda juga harus bermain dengan perasaan Anda,” imbuhnya.
Meskipun riasan terlihat cantik di pagi hari, bukan tidak mungkin riasan kembali kusam dan luntur…
Siapa sih yang berlum pernah nonton Home Alone? Hampir semua generasi milenial, pasti pernah menonton…
Saat membeli barang baru, tidak bisa dipungkiri kita memang menjadi senang dan ingin cepat-cepat pulang…
Home Alone 2: Lost in New York, dirilis pada tahun 1992, melanjutkan petualangan Kevin McCallister…
Ada yang berbeda pada perayaan natal keluarga Nadine Chandrawinata dan Dimas Anggara. Pada natal 2024…
Tim Pencak Silat Indonesia berhasil keluar sebagai juara umum di World Pencak Silat Championship ke-20…