HOLOPIS.COM, JAKARTA – Direktur Layanan Haji Dalam Negeri Kementerian Agama (Kemenag), Saiful Mujab menyoroti tingginya angka keterlambatan penerbangan maskapai Garuda Indonesia dari jadwal yang telah direncanakan sebelumnya.

Karena hal itu, ia pun menilai performa Garuda Indonesia dalam melayani jemaah haji Indonesia di fase awal kepulangan ini tergolong buruk. 

“Dari total 58 kloter, 32 kloter terbang tidak sesuai jadwal karena mengalami keterlambatan,” tegas Saiful Mujab dalam keterangannya, seperti dikutip Holopis.com, Sabtu (29/6).

“Ini yang saya sebut on time performance (OTP) Garuda pada fase awal kepulangan ini buruk,” tambahnya. 

Adapun 32 kloter yang mengalami keterlambatan penerbangan dari jadwal semula itu terbagi dalam tiga kategori. Pertama, keterlambatan lebih dari dua jam. 

“Ini ada delapan kelompok terbang. Empat dari Jeddah dan empat dari Madinah,” sebut Saiful Mujab sembari merinci daftar kloternya, yaitu: SOC 06, UPG 02, KNO 02, JKG 08, PDG 03, KNO 03, SOC 16, dan JKG 13.

Paling parah adalah yang menimpa jemaah kloter 3 Embarkasi Kualanamu (KNO 03) yang delay 12 jam 30 menit, dan pemberitahuannya dilakukan secara mendadak. 

“Bahkan, jemaah sudah naik bus dari hotel menuju bandara, baru diinfo kalau pesawat terlambat,” papar Saiful Mujab.

“Hal ini berdampak sistemik, karena terkait hotel transit yang juga sudah ada kloter berikutnya yang akan menempati hotel yang sama. Akibat masalah Garuda ini juga, akhirnya jemaah yang dirugikan,” lanjutnya.

Kedua, keterlambat 1 – 2 jam dari jadwal semula. Total ada 15 kloter jemaah haji Indonesia yang pulang terlambat dalam rentang durasi ini. Ketiga, keterlambatan dalam durasi 30 – 60 menit. Jumlahnya ada sembilan kloter.

“Jadi, ada 32 dari 58 kloter yang sudah terbang ke Tanah Air yang mengalami keterlambatan penerbangan. Prosentasenya lebih dari 50% persen,” sebut Saiful Mujab.

Saiful Mujab berharap Garuda Indonesia fokus pada upaya perbaikan kinerja pada sisa penerbangan pemulangan jemaah haji Indonesia. 

Ia berharap maskapai penerbangan pelat merah itu dapat memastikan kesiapan pesawat dan kru yang bertugas, sehingga potensi terjadinya keterlambatan atau delay penerbangan tidak terulang.

“Kasihan jemaah kalau Garuda delay terus. Saya harap Garuda fokus saja pada perbaikan kinerja. Layani jemaah haji Indonesia dengan baik dengan tidak membuat jadwal penerbangan delay,” tandasnya.

Proses pemulangan jemaah haji gelombang I dari Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah telah berlangsung sejak 22 Juni hingga 3 Juli 2024.  

Selanjutnya, proses pemulangan akan terfokus pada jemaah haji gelombang II melalui Bandara AMAA Madinah, yakni mulai 4 – 21 Juli 2024.