Minggu, 29 Desember 2024

Hotman Sebut Banyak Masyarakat Khawatir Data Perbankan Kena Dampak Ransomware PDNS

"Kalau data nasional bisa diserang, bagaimana dengan data perbankan, bagaimana deposito mereka," sambung Hotman.

HOLOPIS.COM, JAKARTA – Pengacara kondang, Hotman Paris Hutapea mengaku mendapatkan pertanyaan banyak dari masyarakat pasca insiden Pusat Data Nasional Sementara yang diserang oleh peretas LockBit 3.0 dengan Brain Cipher Ransomware.

“Ribuan warga masyarakat menghubungi Hotman 911, minta disalurkan pertanyaannya kepada Bank Indonesia dan OJK,” kata Hotman dalam sebuah video yang dikutip Holopis.com, Selasa (25/6).

Ia mengatakan bahwa banyak masyarakat yang resah dengan peristiwa tersebut. Bagaimana mungkin sekelas data nasional yang dikelola oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengalami peretasan semacam itu.

Apalagi data tersebut sampai terenkripsi dan sulit diselamatkan sebelum pemerintah membayar tebusan yang diminta oleh peretas sebesar USD 8 juta atau setara dengan Rp131 miliar.

Kekhawatiran itu muncul dikatakan Hotman, masyarakat ragu dengan keamanan data di Indonesia. Apakah mungkin serangan ransomware semacam itu bisa juga merambah ke data nasabah Bank, yang bisa jadi akan berdampak kepada masyarakat secara langsung.

“Pertanyaannya, apakah data rekening bank dari para nasabah baik bank pemerintah maupun bank swasta aman? Apakah mungkin juga diserang ahli siber, atau uang di dalamnya dipindah-pindah.” ujarnya.

“Kalau data nasional bisa diserang, bagaimana dengan data perbankan, bagaimana deposito mereka,” sambung Hotman.

Sebelumnya diketahui Sobat Holopis, bahwa Kepala BSSN Hinsa Siburian mengatakan pihaknya telah bergerak cepat melakukan upaya penanganan pusat data nasional sementara (PDNS) yang dikelola oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) di Surabaya.

Hal ini disampaikan Hinsa saat melakukan konferensi pers bersama antara BSSN, Kementerian Kominfo dan Telkom Sigma pada hari Senin, 24 Juni 2024.

“Tanggal 20 itu sendiri, tim siaga BSSN yang ada di Ragunan langsung kita berangkatkan ke Surabaya untuk membantu teman-teman dari Keminfo maupun dari Telkom Sigma, di mana mereka mengelola pusat data sementara,” kata Hinsa kemarin.

Ia menjelaskan bahwa insiden gangguan layanan Pusat Data Nasional sementara Kominfo ini adalah malware ransomware yang merupakan hasil pengembangan dari sistem malware Lockbit 3.0.

“Insiden pusat data sementara ini adalah serangan siber dalam bentuk ransomware dengan nama Brain Cipher Ransomware,” ujarnya.

Temukan kami di Google News, dan jangan lupa klik logo bintang untuk dapatkan update berita terbaru. Silakan follow juga WhatsApp Channnel untuk dapatkan 10 berita pilihan setiap hari dari tim redaksi.

Berita Lainnya

Presiden Republik Indonesia

BERITA TERBARU

Viral