HOLOPIS.COM, JAKARTA – Israel semakin aktif menyerang Gaza meskipun dunia semakin geram dengan tingkah mereka dalam menyerang wilayah-wilayah yang dipenuhi dengan masyarakat sipil di Palestina.
Sekitar 42 orang meninggal dunia di Gaza akibat serangan Israel pada hari Sabtu (22/6). Sebuah serangan dilakukan di rumah-rumah di Al-Shati di salah satu delapan kamp pengungsi bersejarah di Jalur Gaza, menewaskan 24 orang.
Sementara itu 18 warga lainnya meninggal dunia karena serangan terhadap rumah-rumah di lingkungan Al-Tuffah.
“Beberapa saat yang lalu, jet tempur IDF menyerang dua lokasi infrastruktur militer Hamas di wilayah Kota Gaza,” kata Militer Israel, mengakui perbuatan mereka, dikutip Holopis.com, Minggu (23/6).
Sementara itu, kelompok Hamas tak mau mengomentari klaim dari Israel tersebut. Mereka hanya mengatakan bahwa serangan itu memang sengaja menargetkan penduduk sipil.
Hamas hanya mengatakan bahwa Israel akan membayar atas semua yang telah mereka lakukan terhadap masyarakat Palestina.
“Pendudukan dan para pemimpin Nazi akan membayar harga atas pelanggaran mereka terhadap rakyat kami,” katanya.
Sebagai informasi sejak serangan pada 7 Oktober 2023 silam, Hamas telah membunuh setidaknya 1.200 warga Israel.
Sementara itu hingga saat ini, Israel telah membunuh sekitar 37,980 orang. Sementara itu sekitar 267 tempat beribadah hancur, 88% sekolah rusak, dan 60% rumah warga hancur.
Dunia Kecewa dengan Israel, termasuk Amerika Serikat
Setelah lama menjadi sekutu yang saling mendukung satu sama lain dengan sangat setia, Amerika Serikat akhirnya mengaku bahwa mereka kecewa dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Pernyataan itu keluar setelah Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Menlu AS Antony Blinken menjanjikan pemerintahan Biden berupaya mencabut pembatasan pengiriman senjata ke Israel.
Namun ternyata, pernyataan itu dibantah oleh diplomat tinggi Amerika Serikat. AS juga tak menutup kekecewaan mereka terhadap Israel.
“Saya pikir kami telah menyampaikan dengan jelas kepada rekan-rekan Israel kami melalui berbagai cara, kekecewaan mendalam kami terhadap pernyataan yang diungkapkan dalam video itu dan kekhawatiran kami atas keakuratan pernyataan yang dibuat,” jelas Juru Bicara Keamanan Gedung Putih, John Kirby, dikutip Holopis.com.