HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve alias The Fed terhadap suku bunganya berimplikasi terhadap menurunnya salah satu mata uang kripto, yakni Bitcoin.
Berdasarkan CoinMarketCap pada Jumat (21/6) kemarin, harga Bitcoin menyentuh level 64.588 dolar AS atau setara Rp 1,62 miliar, dengan asumsi kurs Rp 16.445 per dolar AS. Dimana dalam sepekan terakhir, penurunan harga koin kripto itu mencapai 3,62 persen.
Crypto Analyst, Reku Fahmi Almuttaqin mengatakan, The Fed tengah menargetkan inflasi di AS dapat kembali ke level 2 persen. SIkap inilah yang kemudian membuat suku bunga tinggi di negeri Paman Sam itu berpotensi bertahan hingga beberapa bulan ke depan.
“Kondisi tersebut membuat dolar AS menjadi instrumen yang relatif menarik untuk menyimpan nilai aset para investor, sehingga investor cenderung memilih instrumen yang relatif lebih aman dan menghasilkan return yang cukup tinggi, dibandingkan aset kripto,” kata Fahmi, seperti dikutip Holopis.com, Sabtu (22/6).
Dampak sikap The Fed terkait suku bunga tergambar pada ETF Bitcoin spot yang kemudian membukukan arus keluar (netflow) negatif selama empat hari berturut-turut, yakni mulai 13 Juni setelah pertemuan FOMC hingga 18 Juni 2024.
Mengacu data Coinglass, ETF Bitcoin spot mengalami arus keluar relatif signifikan. Tercatat dalam tujuh hari perdagangan terakhir, total arus keluar mencapai 878,9 juta dolar AS.
Meski begitu, Fahmi mengatakan bahwa meningkatnya jumlah likuiditas di Amerika Serikat (AS) mengindikasikan potensi aliran dana yang signifikan ke pasar kripto apabila situasi dovish atau tren penurunan suku bunga mulai terjadi.
Di sisi lain, sejumlah aset kripto lainnya seperti Altcoin justru mengalami kenaikan di tengah melemahnya Bitcoin. Menurut indikator CryptoQuant, saat ini di antara Ethereum dan Bitcoin dapat dikatakan sebagai fase awal altseason.
Fahmi mengatakan, situasi ini menarik untuk dimanfaatkan oleh para investor yang berminat dengan Altcoin untuk berinvestasi di aset kripto potensial selain Bitcoin.
Namun sebelum memilih Altcoin, ia mengingatkan investor untuk melihat kekuatan inovasi dan teknologinya, apakah Altcoin tersebut membawa nilai baru yang unik, yang mungkin akan diapresiasi oleh para investor aset kripto atau tidak.
“Selain itu, perlu juga diperhatikan nilai merk atau popularitas serta seberapa besar komunitas dari aset kripto tersebut. Hal ini penting karena akan memengaruhi kekuatan pasar baik dari token maupun produk yang dikembangkan,” kata Fahmi.