HOLOPIS.COM, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih dipengaruhi oleh nilai tukar rupiah yang dalam beberapa waktu terakhir semakin tertekan, seiring dengan penguatan mata uang dolar Amerika Serikat (AS).
Menurut Phintraco Sekuritas, nilai tukar mata uang Garuda ini masih menjadi pemberat bagi IHSG untuk bisa keluar dari zona tekanan jual yang telah berlangsung sejak pekan kemarin.
“Kondisi nilai tukar Rupiah masih menjadi pemberat IHSG untuk keluar tekanan jual. IHSG masih berpeluang uji 6.700 dengan critical support level berikutnya di 6.650,” tulis Phintraco dalam risetnya, seperti dikutip Holopis.com, Kamis (20/6).
Phintraco menambahkan, sejumlah sentimen positif yang terjadi pada beberapa waktu terakhir ini nampaknya belum mampu memicu pembalikan arah indeks saham Indonesia tersebut. Salah staunya yakni peluang pemangkasan suku bunga acuan the Fed di September 2024.
Selain itu, ada pula sentimen positif dari dalam negeri, yakni data Badan Pusat Statistik (BPS) terkait kinerja perdagangan Indonesia. Dimana BPS mencatat adanya kenaikan nilai ekspor Indonesia sebesar 2.86 persen secara tahunan pada periode Mei 2024.
Namun sejumlah sentimen tersebut masih belum mampu mengerek IHSG lantaran masih adanya isu domestik, terutama terkait dengan nilai tukar Rupiah yang menekan IHSG.
“Pertama adalah adanya kekhawatiran mengenai kenaikan defisit anggaran pada APBN 2024 seiring dengan pelemahan nilai tukar Rupiah saat ini dan sejumlah program prioritas di 2024.
Kemudian kedua adalah wacana kenaikan harga minyak goreng kemasan sederhana dari pemerintah, yakni MinyaKita. Kenaikan ini sebagai salah satu dampak dari pelemahan nilai tukar Rupiah.
Kedua hal tersebut menurut Phintraco berpotensi memicu kenaikan inflasi yang bisa berdampak pada pelemahan laju pertumbuhan ekonomi di 2H-2024.
Melihat berbagai sentimen tersebut, Phintraco pun merekomendasikan sejumlah saham untuk diperhatikan pada perdagangan hari ini, diantaranya TLKM, INCO, ELSA, INTP dan ACES.