“Pak Kapolri tolong evaluasi dua pejabat ini. Jangan sampai asumsi publik liar yang mengarah pada satu lembaga atau institusi, yakni Polri,” pungkasnya.

Sekadar diketahui Sobat Holopis, bahwa Densus 88 Antiteror mengaku telah melakukan penangkapan terhadap satu jaringan terorisme ISIS di Karawang. Ia berinisial AAR yang sehari-hari berprofesi sebagai penjual bubur sumsum.

Karo Penmas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan bahwa AAR merupakan residivis kasus terorisme yang pernah ditangkap di tahun 2011 dan 2018. Artinya, kali ini ia ditangkap lagi dalam kasus yang sama untuk ketiga kalinya.

“AAR yang juga merupakan residivis kasus terorisme di tahun 2011 dan 2018 ini ditangkap atas perencanaan aksi teror menggunakan bahan peledak,” kata Trunoyudo, Sabtu (15/6).

Pasca penangkapan tersebut, Kepala BNPT Komjen Pol Rycko Amelza Dahniel langsung memberikan respons. Ia menyatakan sangat mengapresiasi kinerja Densus 88 yang sudah melakukan penangkapan terhadap AAR, sekaligus menggagalkan rencana oeledakan bom.

“Penangkapan ini juga menunjukkan bahwa Densus 88 tetap profesional dan sangat bisa diandalkan,” kata Rycko.