HOLOPIS.COM, JAKARTA – Plt Ketua Umum PPP, Muhamad Mardiono meluapkan kemarahannya atas berbagai sentimen negatif yang mengarah kepadanya atas kegagalan partai berlambang Ka’bah tersebut melenggang ke Parlemen.

Kemarahan itu terlihat dalam sebuah pidato yang diunggah di kanal YouTube Adrian Harahap, yang beredar belakangan ini. Dalam video tersebut, Mardiono yang kala itu mengenakan jas hijau khas PPP terlihat marah saat berpidato di atas mimbar dengan logo PPP.

Mardiono dalam video itu membantah bahwa dirinya bukanlah pelaku atas pil pahit yang harus ditelan PPP di Pemilu 2024, dimana salah satu partai Islam tersebut tidak lolos Parlementary Threshold 4 persen.

Dia pun menegaskan, bahwa kegagalan yang terjadi saat ini merupakan buah dari kinerja para kader yang disebutnya sebagai pelaku kegagalan PPP.

“Loh saya bukan pelaku kok, yang pelaku Bapak-Ibu sekalian. Yang berhasil kita semua, yang gagal kita semua,” kata Mardiono dalam video tersebut, seperti dikutip Holopis.com, Senin (10/6).

“Saya nggak nyalon DPR RI, saya nggak nyalon DPRD, saya nggak nyalon Bupati. Jadi kalau dibilang Mardiono gagal, yang mana yang gagal?” imbuhnya.

Adapun diketahui, bahwa pidato tersebut disampaikan Mardiono saat pembukaan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) PPP di Tangerang, Banten, pada Kamis 6 Juni 2024 lalu.

Ketua Majelis Pakar PPP, Prijono Tjiptoherijanto, membenarkan pidato tersebut. Dia mengatakan pidato itu adalah pidato saat pembukaan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) PPP di Tangerang pada 6 Juni 2024.

“(Pidato Mardiono saat) pembukaan Rapimnas,” ujar Ketua Majelis Pakar PPP, Prijono Tjiptoherijanto saat dikonfirmasi wartawan, Minggu (9/6).

Sebagaimana diketahui, PPP pada Pemilu 2024 mendapat hasil yang buruk, dengan perolehan suara hanya 3,87 persen. Perolehan suara tersebut membuat PPP tak lolos ambang batas parlemen DPR RI yang sebesar 4 persen.

Atas hal itu, banyak kader akar rumput PPP yang menuntut Mardiono untuk mundur dari jabatannya sebagai Plt Ketua Umum. Wakil Ketua Gerakan Pemuda Ka’bah (GPK) Korwil Jawa Barat, Kemal Fasya.