HOLOPIS.COM, JAKARTA – KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak mengungkapkan bahwa pembukaan lahan untuk kegiatan pertanian maupun perkebunan di Indonesia memang tidak mudah.

Hal itu disampaikan Maruli Simanjuntak saat melakukan Kick Off Ketahanan Pangan Terpadu di wilayah Kodim 1006/Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel), Sabtu (8/6).

“Kenapa saya (TNI AD) melakukan ini (program ketahanan pangan), karena saya merasakan bahwa pembukaan lahan itu sangat sulit,” kata Maruli dalam pernyataannya yang dikutip Holopis.com.

Mantan Pangkostrad itu kemudian mengungkapkan pengalaman dirinya yang sangat sulit untuk membuka lahan, salah satunya di wilayah Sukabumi, Jawa Barat.

“Saya buka lahan 1.000 hektare di Ciemas (Sukabumi) itu selama dua tahun sampai jungkir balik,” ungkapnya.

Maruli sembari melakukan penanaman jagung dan pembukaan lahan itu menekankan, keberadaan jajaran TNI AD di Kalsel dalam mendukung ketahanan pangan nasional yang juga merupakan bagian dari strategi pertahanan negara.

“Tapi yang terpenting tujuannya, agar petani hidupnya menjadi lebih baik dengan pembukaan lahan pertanian dan perkebunan itu,” tukasnya.

Program penanaman jagung kemudian dipilih sebagai inisiatif besar TNI AD untuk memanfaatkan lahan tidur di berbagai wilayah di Indonesia.

Berkenaan dengan itu, Kodim 1006/Banjar dipilih sebagai salah satu lokasi percontohan, karena potensi lahannya yang luas dan subur. Harapannya, lahan seluas 1.200 hektar disana dapat menghasilkan panen jagung untuk memenuhi kebutuhan pangan lokal, bahkan surplus untuk didistribusikan ke daerah lain.

Program ini juga diharapkan dapat berdampak positif bagi perekonomian lokal di Banjar. Dimana keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan lahan ini, otomatis akan membuka lapangan pekerjaan baru sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat setempat. Itulah mengapa, program yang juga menjadi solusi memperkuat ketahanan pangan di berbagai wilayah Indonesia ini, mendapat sambutan baik dan dukungan penuh dari Pemkab Banjar.

Program ketahanan pangan terpadu juga mencakup pelatihan teknik pertanian modern bagi prajurit TNI dan masyarakat sekitar. Sehingga diharapkan, hasil pertanian yang diperoleh nantinya meningkat secara kuantitas maupun kualitasnya.

Maruli kemudian mengajak seluruh komponen bangsa untuk berpartisipasi aktif dalam program ketahanan pangan ini, sebagai momentum memperkuat solidaritas dan semangat gotong royong untuk mencapai kemandirian pangan.

“Sinergi tersebut juga sekaligus akan menjadi wujud nyata dari semangat kebersamaan antara TNI dan masyarakat dalam membangun negeri yang rakyatnya makmur sejahtera,” pungkasnya.