HOLOPIS.COM, JAKARTA – Pertempuran yang terjadi di Gaza tampaknya akan semakin parah akibat bombardir dari pasukan militer Israel. Hal tersebut terjadi meskipun Israel saat ini sedang didesak oleh banyak negara-negara adikuasa, termasuk negara-negara Arab untuk mematuhi perjanjian gencatan senjata bersama Hamas.

“Pertempuran hanya perlu dihentikan sementara untuk membebaskan para tawanan dan Israel masih berencana menghancurkan Hamas,” kata Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dikutip Holopis.com, Rabu (5/6).

Benjamin Netanyahu dalam berbagai kesempatan berkali-kali mengatakan bahwa Israel akan tetap menghabisi Hamas hingga tuntas, apa pun yang terjadi.

Sementara itu mediator Qatar mengatakan bahwa pihaknya melihat tidak ada rasa percaya baik dari Israel maupun dari Hamas.

Dalam proposal yang diajukan para mediator, terdapat perjanjian yang menuntut pertempuran akan dihentikan selama 6 minggu ketika sandera Hamas ditukar dengan tahanan Palestina di Israel.

Proposal Gencatan Senjata yang Berlarut-larut

Obrolan terkait proposal gencatan senjata bukan hal baru yang terjadi di antara Israel dan Palestina. Sebuah sumber yang tak menyebutkan namanya mengklaim bahwa para negara mediator termasuk AS sedang bekerja keras agar Hamas dan Israel mencapai kesepakatan. Namun AS menyalahkan Hamas yang tak mau cepat menyetujui proposal dari mereka.

“Hamas menjadi satu-satunya penghalang bagi gencatan senjata sepenuhnya,” katanya.

Sementara itu Hamas menuding Israel lah yang menjadi penyebab tak pernah ada kesepakatan ditemui. Hal itu karena mereka memang tidak mau gencatan senjata dan berhenti menyerang wilayah yang dikuasai Hamas tersebut.

“Israel memang sengaja agar negosiasi gencatan senjata tak juga berakhir dan posisi mereka selalu menolak gencatan senjata permanen,” ucap salah satu pejabat Hamas di Beirut.

Sebagai informasi, beberapa negaraya yang mendorong keras gencatan senjata antar dua negara termasuk Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Yordania.