Biografi Ibnu Khaldun, Sang Bapak Ilmu Sosiologi dan Sejarawan Terbesar

HOLOPIS.COM, JAKARTA – Ibnu Khaldun merupakan seorang pemikir dan sejarawan yang sangat berpengaruh dalam perkembangan ilmu sosial dan sejarah di tatanan kehidupan saat ini. Ia diketahui lahir pada tanggal 27 Mei 1332 di Tunis, yang sekarang merupakan bagian dari Tunisia.

Dengan nama lengkap Abu Zayd Abd al-Rahman ibn Muhammad ibn Khaldun al-Hadrami, ia dikenal luas sebagai bapak sosiologi dan historiografi karena karya luar biasa miliknya yang turut berkontribusi besar terhadap dunia pengetahuan.

Masa Kecil dan Pendidikan

Ibnu Khaldun lahir dari keluarga yang berpendidikan tinggi dan terhormat. Keluarganya berasal dari Hadramaut di Yaman dan telah bermigrasi ke Andalusia (Spanyol Muslim) sebelum menetap di Afrika Utara.

Sejak kecil, ia menerima pendidikan yang komprehensif, mencakup ilmu agama, bahasa Arab, serta ilmu-ilmu alam dan sosial. Guru-guru terkemuka di zamannya membimbing Ibnu Khaldun, membentuk fondasi pengetahuannya yang luas.

Karir Politik dan Administratif

Karier Ibnu Khaldun dalam bidang politik dan administrasi dimulai ketika ia berusia 20 tahun. Ia bekerja di bawah berbagai dinasti Muslim di Afrika Utara, seperti dinasti Hafsid, Merinid, dan Zayyanid. Namun, kehidupan politiknya sering kali penuh dengan konflik dan pergolakan, membuatnya beberapa kali harus berpindah dari satu tempat ke tempat lain.

Pengalaman ini memberikan Ibnu Khaldun wawasan mendalam tentang dinamika politik dan sosial, yang kelak menjadi dasar pemikirannya tentang sejarah dan peradaban. Pengalaman-pengalaman ini juga membentuk pemahaman kritisnya tentang kekuasaan, birokrasi, dan kehidupan sosial.

Karya Luar Biasa

Karya terbesar Ibnu Khaldun adalah “Kitab al-Ibar” (Buku Pengajaran), sebuah ensiklopedia sejarah dunia yang terdiri dari tujuh volume. Bagian yang paling terkenal dari karya ini adalah “Muqaddimah” (Pengantar), di mana Ibnu Khaldun memperkenalkan teori-teori revolusioner tentang sejarah, sosiologi, dan ekonomi.

Dalam “Muqaddimah”, Ibnu Khaldun mengemukakan konsep tentang ‘asabiyyah’ (solidaritas kelompok) sebagai faktor utama dalam kebangkitan dan kejatuhan peradaban. Ia juga menjelaskan bagaimana faktor ekonomi, sosial, dan lingkungan berinteraksi dalam menentukan nasib suatu masyarakat. Karya ini dianggap sebagai pendahulu dari banyak teori modern dalam sosiologi dan sejarah.

Kontribusi terhadap Ilmu Sosial

Ibnu Khaldun diakui sebagai bapak ilmu sosiologi karena pendekatannya yang ilmiah dan sistematis dalam mempelajari masyarakat. Ia memperkenalkan metode analisis yang berbeda dari historiografi tradisional, dengan menekankan pada sebab-akibat dan hubungan dinamis antara berbagai elemen sosial.

Pemikirannya tentang siklus dinasti, di mana kekuatan dan solidaritas suatu kelompok akan memudar seiring berjalannya waktu dan digantikan oleh kelompok baru, juga sangat signifikan. Pendekatan ini memberikan landasan bagi pemahaman modern tentang dinamika sosial dan politik.

Temukan kami di Google News, dan jangan lupa klik logo bintang untuk dapatkan update berita terbaru. Silakan follow juga WhatsApp Channnel untuk dapatkan 10 berita pilihan setiap hari dari tim redaksi.

Berita Lainnya

Presiden Republik Indonesia

BERITA TERBARU

Viral