HOLOPIS.COM, SUMATERA BARAT – Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa bersama dengan Dompet Dhuafa Cabang Singgalang mengulurkan bantuan kepada masyarakat di kawasan Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar dan Kabipaten Padang Panjang yang mengalami banjir bandang lahar dingin (Galodo) yang melanda pada 11 Mei 2024 lalu.
Penanggung Jawab Respons Banjir Bandang dan Tanah Longsor Sumatera Barat DMC Dompet Dhuafa Mida Dwi Nurlina menegaskan, bahwa kehadiran mereka membantu korban bencana Galodo tersebut merupakan bagian dari komitmen lembaga dalam membantu upaya penyelamatan dan pemulihan pasca bencana.
“Terkait status tanggap darurat yang dinyatakan oleh Gubernur Provinsi Sumatera Barat, kita terus bergabung dalam operasi SAR bersama Basarnas,” kata Mida dalam keterangannya yang diterima Holopis.com, Jumat (24/5).
Respons cepat ini ditegaskan Mida adalah bagian dari sikap cepat tanggap yayasannya yang juga peduli dengan faktor kemanusiaan, seperti membantu korban bencana alam.
“Ini menjadi prioritas aksi yang dilakukan selama status tanggap darurat ini,” ujar Mida.
Galodo merupakan fenomena alam yang mengerikan, menerjang Kabupaten Agam, Tanah Datar, Padang Panjang, serta menyebabkan banjir di Padang Pariaman dan longsor di Padang.
Atas bencana alam itu, Mida memberikan apresiasi kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Barat yang dengan cepat memberlakukan status darurat bencana, sehingga banyak tim kemanusiaan yang langsung terjun ke lapangan untuk membantu.
“Merupakan keputusan yang tepat, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat telah menetapkan status darurat bencana hingga 26 Mei 2024,” tukasnya.
Diterangkan Mida juga, bahwa sebagai bagian dari respons darurat, Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa bersama dengan Dompet Dhuafa Cabang Singgalang telah bergerak cepat untuk memberikan bantuan kepada korban. Pada tanggal 13 Mei 2024, DMC Dompet Dhuafa dan Tim SAR Gabungan terus melakukan operasi pencarian korban yang masih hilang akibat bencana Galodo.
Mengutamakan keselamatan dan kesejahteraan masyarakat, DMC Dompet Dhuafa mengerahkan dua tim di lokasi-lokasi yang terdampak bencana. Di Kabupaten Agam, tim melakukan pencarian di Nagari Galuang, Kecamatan Sungai Pua, bersama Basarnas dan Tim SAR Gabungan. Sementara di Kabupaten Tanah Datar, tim beraksi di Nagari Parambahan, Kecamatan Lima Kaum, menyusuri sisi kiri Sungai Perambahan.
Berdasarkan data Situation Report DMC Dompet Dhuafa, hingga saat ini telah tercatat 61 korban meninggal dunia dan 11 korban masih dalam pencarian. Dompet Dhuafa berkomitmen untuk terus memberikan bantuan dan dukungan bagi korban, meliputi operasi SAR, pendirian Pos Hangat, dukungan dari tim relawan gabungan, kegiatan bersih-bersih, serta memberikan Psychological First Aid (PFA) khusus untuk anak-anak yang terdampak.
Tragedi Galodo juga memengaruhi infrastruktur utama di wilayah tersebut, termasuk jalan utama yang menghubungkan Padang dan Bukittinggi, seperti jalur Sungai Jambu.
“Dompet Dhuafa akan terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memberikan bantuan yang dibutuhkan oleh masyarakat yang terkena dampak bencana,” pungkasnya.
Testimoni Pilu Warga Korban Bencana Galodo
Salah satu korban yang terdampak parah adalah Kartini (56), seorang ibu rumah tangga yang kehilangan rumahnya akibat diterjang banjir bandang lahar dingin.
“Rumah kami hancur tak bersisa, semua harta benda kami hilang,” ungkap Kartini dengan sedih.
Kartini, bersama suami dan kelima anaknya, telah tinggal selama lebih dari 15 tahun di sebuah rumah kayu berwarna biru bercampur kuning. Rumah tersebut bukan hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga menyimpan kenangan berharga selama bertahun-tahun, menyaksikan anak-anaknya tumbuh dewasa hingga memiliki cucu.
Baca selengkapnya di halaman kedua.