HOLOPIS.COM, JAKARTA – Islah Bahrawi, seorang tokoh senior dari Nahdlatul Ulama (NU) menyoroti sosok Zakir Abdul Karim Naik alias Zakir Naik, seorang penceramah dari India yang terkenal dengan kajiannya tentang perbandingan Agama.
Dia pun menyoroti tentang banyaknya anggapan orang-orang yang menyatakan, bahwa Zakir Naik adalah sosok yang cerdas karena kemampuannya yang mampu mencari kesalahan agama selain Islam.
“Ada kawan yang bilang Zakir Naik itu cerdas, bisa mencari kesalahan agama selain Islam dan menjelaskan kebenaran Islam dengan pendekatan logis dan empiris,” kata Islah dalam cuitannya di akun X pribadinya, seperti dikutip Holopis.com, Kamis (23/5).
Dia pun mengatakan, bahwa penceramah dari Negara anak benua itu bukan sosok yang cerdas, melainkan sosok yang disebutnya serakah, dan menjadikan Tuhan sebagai Obyek sengketa masyarakat.
“Kalau kerjaannya hanya mencari celah kesalahan agama orang lain yang juga percaya adanya Tuhan, bukan pinter namanya, tapi serakah. Kalau memang cerdas dan logis seharusnya tidak akan menjadikan Tuhan sebagai obyek sengketa.” tegasnya.
Adapun menurutnya, perbandingan suatu agama dengan menggunakan pendekatan logis tidak dapat serta merta dijadikan sebagai acuan untuk mencari kesalahan dan kebenaran dari suatu agama. Sebab baginya, agama merupakan masalah keimanan yang harus diyakini.
“Jelas-jelas semua agama berbasis dogma kok masih berusaha dilogikakan. Agama itu keimanan, logis ndak logis ya harus diyakini!” tegasnya.
Islah kemudian mengatakan bahwa saat ini, semua agama termasuk Islam memiliki ancaman yang sama, yakni paham ateisme. Sebab belakangan ini, banyak orang yang meninggalkan agamanya karena tidak percaya lagi adanya Tuhan.
Dibanding menyampaikan perbandingan Agama, Islah lebih menyarankan Sukar Naik untuk membuat sebuah buku untuk melawan buku-buku yang selama ini membuat paham ateisme semakin meningkat di masyarakat.
“Kalau pak Zakir itu memang betulan pinter, mending suruh nulis buku untuk ngelawan ‘Big Bang Theory’-nya Stephen Hawking dan ‘God Delusion’-nya Richard Dawkins saja,” ujarnya.
“Puluhan juta jilid buku mereka dibaca oleh generasi muda di seluruh dunia yang membuatnya lebih meyakini ateisme. Tidak terkecuali pemuda-pemudi Muslim di Asia Selatan, Tenggara dan Timur Tengah,” tandasnya.