HOLOPIS.COM, BALI – Presiden Jokowi (Joko Widodo) menekankan pentinya pengelolaan air demi berjalannya sebuah perekonomian global dengan baik.

Hal itu disampaikan Presiden Jokowi saat sesi Pertemuan Tingkat Tinggi Forum Air Sedunia, di Bali International Convention Center (BICC), Kabupaten Badung, Bali.

“Peran air sangat sentral bagi kehidupan manusia. Bank Dunia memperkirakan kekurangan air dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi sampai 6 persen hingga tahun 2050,” kata Jokowi dalam pernyataannya yang dikutip Holopis.com, Senin (20/5).

Bahkan, keberadaan air menurut Jokowi, juga berpotensi menjadikan perang global dalam kondisi tertentu.

“Kelangkaan air juga dapat memicu perang serta bisa menjadi sumber bencana. Too much water maupun too little water, keduanya dapat menjadi masalah bagi dunia,” ungkapnya.

Oleh karena itu, dengan momentum Forum Air Sedunia ke-10 ini Jokowi mengajak semua pihak untuk merevitalisasi aksi nyata dan komitmen bersama dalam mewujudkan manajemen sumber daya air terintegrasi.

Dimana setidaknya ada tiga hal yang ditegaskan Jokowi, akan selalu Indonesia konsisten dorong. Yang pertama, meningkatkan prinsip solidaritas dan inklusivitas untuk mencapai solusi bersama, terutama bagi negara-negara pulau kecil dan yang mengalami kelangkaan air. Yang kedua, memberdayakan hydro diplomacy untuk kerja sama konkret dan inovatif, menjauhi persaingan dalam pengelolaan sumber daya air lintas batas.

“Yang ketiga, memperkuat political leadership sebagai kunci sukses berbagai kerja sama menuju ketahanan air berkelanjutan,” ucapnya.

“Dan melalui forum ini, Indonesia mengangkat empat inisiatif baru, yaitu penetapan World Lake Day, yang kedua pendirian Center of Excellence di Asia Pasifik, yang ketiga tata kelola air berkelanjutan di negara pulau kecil, dan yang keempat penggalangan proyek-proyek air,” jelasnya.