HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno (Sandiaga Uno) tak setuju dengan wacana penghapusan study tour bagi pelajar di Indonesia.

Hal ini disampaikan untuk merespons gelombang penolakan kegiatan study tour pasca adanya kecelakaan maut yang terjadi di Ciater yang menewaskan 11 orang, di mana rerata adalah pelajar SMK Lingga Kencana Depok pada hari Sabtu, 11 Mei 2024 petang lalu.

Menurut Sandi, atas kasus kecelakaan yang terjadi seharusnya tidak menyalahkan kegiatan study tour, akan tetapi pemilihan armada bus kendaraan yang laik menjadi prioritas utama.

“Dari musibah kecelakaan yang terjadi di Ciater, kita jadikan ini pelajaran bahwa bukan study tour-nya yang harus diperketat, melainkan kelayakan kendaraan, fasilitas, dan sumber daya manusianya,” kata Sandi dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Rabu (15/5).

Oleh sebab itu, Sandi pun memperingatkan kepada semua penyelenggara kegiatan study tour agar memastikan kendaraan yang digunakan harus dalam kondisi laik jalan. Sehingga insiden kecelakaan seperti yang dialami oleh PO Trans Putera Fajar di Ciater tersebut tidak terulang lagi.

“Saya imbau kepada instansi atau organisasi yang akan mengadakan study tour, pastikan kendaraan yang akan digunakan dalam kondisi yang layak dan sesuai dengan aturan pemerintah,” tegasnya.

Sebelumnya, Study Tour menjadi polemik pasca insiden kecelakaan PO Putera Fajar kecelakaan di turunan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Di mana 9 orang meninggal adalah pelajar SMK Lingga Kencana yang sedang menyelenggarakan kegiatan wisata perpisahan kelulusan. Kemudian 1 orang tewas di antaranya adalah guru SMK tersebut, sementara 1 orang lainnya adalah warga sekitar yang tengah melintas menggunakan sepeda motor.

Apalagi setelah berdasarkan investigasi pihak Kepolisian, diketahui bahwa bus mengalami kecelakaan karena malfungsi rem, sebab sepanjang lokasi kejadian, tidak ditemukan adanya bekas pengereman.