HOLOPIS.COM, JAKARTA – Pasukan militer Israel saat ini telah membunuh lebih dari 35.000 masyarakat Palestina di wilayah yang saat ini sudah dikepung.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) Antonio Guterres pun kembali menyerukan perintah gencatan senjata agar tak ada lagi jatuh korban jiwa.
Meski demikian, ia mengakui bahwa gencatan senjata hanya akan jadi permulaan karena trauma yang perlu dihadapi akan lebih menyakitkan dan sulit untuk dilewati.
“Gencatan senjata hanya akan menjadi awalan. Ini akan menjadi perjalanan panjang dari kehancuran dan trauma dari perang ini,” kata Guterres, dikutip Holopis.com, Selasa (14/5).
Tak hanya gencatan senjata, Guterres juga menuntut pembebasan tahanan tanpa syarat apapun. Ia juga meminta agar bantuan kemanusiaan ke Gaza terus ditingkatkan.
Sementara itu di saat yang bersamaan, Israel sedang menyerang beberapa titik di Gaza, dan membaut ratusan ribu pengungsi kembali melarikan diri dan terpaksa mengungsi.
Tank-tank dari Israel meluncur ke Jabalia, sementara itu beberapa serangan menawaskan puluhan orang di Beit Lahiya di utara, serta Rafah di Selatan.
Sebagai informasi, dunia saat ini sedang memperhatikan Rafah yang menjadi wilayah aman terakhir Palestina, dan merupakan target Israel saat ini.
Dunia internasional pun semakin gencar menuntut gencatan senjata, hingga melakukan gerakan untuk memblokir para selebriti dunia yang tak juga bersuara tentang kebebasan Palestina di media sosial mereka.
Sebagai informasi, serangan Hamas pada 7 Oktober telah menyebabkan 1.170 warga Israel meninggal dunia. Sementara serangan balasan yang dilakukan Israel di Palestina saat ini sudah menewaskan lebih dari 35.000 orang, di mana sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.