HOLOPIS.COM, JAKARTA – Perwakilan Bidang Informasi Yayasan Kesejahteraan Sosial SMK Lingga Kencana, Dian Nurfarida menyatakan bahwa tujuan destinasi liburan perpisahan sekolah sudah sesuai dengan keputusan bersama, baik pihak sekolah maupun wali murid.

“Tempat itu sudah disepakati sebelumnya antara wali murid dan orang tua. Kami sudah rapat beberapa kali untuk menentukan tempat,” kata Dian dalam keterangan persnya, Minggu (12/5) seperti dikutip Holopis.com.

Hingga akhirnya, Bandung menjadi salah satu tujuan wisata para siswa kelas XII SMK Lingga Kencana tersebut. Hal ini sebagai upaya untuk menganulir statemen salah satu wali murid yang mengaku bahwa pihaknya tidak mengetahui tujuan destinasi wisata tersebut.

“Jadi tempat itu tidak tiba-tiba ditentukan,” ujarnya.

Pun demikian, Dian menyatakan bahwa pihak sekolah akan tetap mengupayakan hal terbaik kepada para korban yang notabane adalah siswa-siswi dan tenaga pengajarnya, baik korban luka hingga yang meninggal dunia.

Namun demikian, ia menyatakan ucapan terima kasih mewakili seluruh yayasan bahwa semua biaya pengobatan juga dibantu oleh Pemerintah Kota Depok.

“Tadi kami sudah sampaikan terima kasih karena Pak Wali Kota sudah menyampaikan semua biaya insya Allah ditanggung Pemkot Depok,” terangnya.

Sebelumnya, bahwa seorang ibu yang merupakan salah satu wali murid SMK Lingga Kencana mengungkapkan rasa kecewanya terhadap kecelakaan yang menurutnya bisa dicegah sebelumnya.

Ia menyampaikan sudah sangat mewanti-wanti pihak sekolah agar benar-benar merencanakan acara perpisahan ini dengan sedemikian rupa, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Salah satunya adalah dengan menggunakan kendaraan yang laik jalan.

“Tanggal 6 (Mei) saya bilang sama kepala sekolahnya, nih saya nggak mau bohong. Saya bilang saya orang tua asuhnya Amirudin, karena ada satu bulan yang lalu, sekolah SMP Perjuangan kecelakaan di Bali, saya minta tolong ya pak, saya bilang, tolong itu bus diperiksa atau nggak di-service yang benar,” kata ibu tersebut dalam sebuah video viral di akun Instagram @depok24jam, Minggu (12/5).

Meskipun Amirudin bukan anak kandungnya, ia mengatakan bahwa sudah menganggap siswa SMK itu anaknya sendiri. Karena itulah ia menuntut pihak sekolah untuk benar-benar menjaga kualitas mobil.

“Itu harus, mobil itu diperiksa. Saya ini guru, oke bu tenang aja katanya. Kami semua mobilnya kami bawa dengan baik,” jelas wanita itu.

Kecelakaan Maut di Ciater

Sekadar diketahui Sobat Holopis, bahwa Bus Putera Fajar bernomor polisi AD 7524 OG mengangkut para pelajar dari SMK Lingga Kencana Depok, Jawa Barat. Perjalanan mereka sebenarnya adalah kegiatan wisata dalam rangka perpisahan sekolah untuk menuju ke Bandung.

Namun sayangnya, usai makan bersama di sebuah rumah makan di Ciater, sekira pukul 18.45 WIB, bus mengalami kecelakaan hebat yang akhirnya menewaskan 11 orang itu. Di mana salah satunya adalah Raka Komara, warga lokal yang saat kejadian melintas menggunakan sepeda motor di Jalan Raya Kampung Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang , Jawa Barat itu.

Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Jules Abraham Abast menjelaskan bahwa kecelakaan Bus Pariwisata milik PO Putera Fajar akibat bus lepas kendali saat melintasi jalan turunan karena rem blong.

“Bus datang dari arah selatan menuju utara. Pada saat melaju di jalan yang menurun, (bus) oleng ke kanan dan menabrak kendaraan (Daihatsu) Feroza dari arah berlawanan, kemudian terguling miring ke kiri, posisi ban kiri di atas,” kata Jules Abraham dalam keterangannya, Sabtu (11/5) malam.

Kemudian saat bus tergulir, badan bus pun meluncur hingga tiga buah kendaraan roda dua yang terparkir di bahu jalan langsung dihantam oleh bus tersebut.

“Kendaraan bus tersebut berhenti setelah menabrak tiang yang ada di bahu jalan arah Subang menuju Bandung, tepat di depan Masjid As Sa’adah,” ujarnya.