HOLOPIS.COM, JAKARTA – Salah satu hewan yang nampaknya sudah tidak asing di telinga kita yaitu Jangkrik atau Gryllidae. Jangkrik merupakan hewan yang bisa dibilang kerabat terdekatnya Belalang.
Jangkrik pada umumnya memiliki tubuh yang kecil silindris, dengan kepala hampir membentuk bulat dan sungut panjang seperti hal nya Belalang.
Jangkrik sendiri merupakan hewan berjenis omnivora yang kita kenal memiliki suara yang khas. Ternyata, suara khas tersebut dikeluarkan oleh Jangkrik kelamin jantan, dimana suara tersebut digunakan sebagai daya tarik untuk menarik betina hingga mengusir jantan lainnya.
Lantas, seperti apa sejarah Jangkrik?
Dikutip Holopis.com dari Wikipedia, ternyata Jangkrik sudah dipelihara manusia sejak dahulu kala, bahkan di Asia sendiri Jangkrik dianggap sebagai pembawa keberuntungan.
Kemudian di Brasil, Jangkrik berwarna hitam jika didapati di dalam ruangan, maka dipercaya merupakan tanda akan datangnya penyakit, lalu ada jika Jangkrik hijau dipercaya sebagai harapan, serta yang berwarna kelabu dipercaya bisa mendatangkan rezeki.
Sementara itu, tak jarang kita mendengar bahwa Jangkrik menjadi salah satu lauk yang bisa disantap. Salah satunya di Indonesia sendiri, Di perdesaan Jawa, jangkrik bakar atau sangrai sudah sejak lama dijadikan kudapan tradisional. Jangkrik juga dikenal sebagai makanan sumber protein di negara-negara lain, terutama di Asia: Thailand, Kamboja, Tiongkok, Korea, dan Jepang; dan belakangan juga di Amerika Serikat, Kanada, dan Australia.
Selain jadi salah satu makanan, Jangkrik juga terkadang dijadikan permainan atau hiburan. Jika di Indonesia kita sering mendengar Jangkrik Kalung yang biasanya memiliki suara yang bisa diadu.
Menariknya, jika Indonesia kata ‘Jangkrik’ digunakan menjadi salah satu istilah untuk menyebutkan sesuatu hal yang kualitasnya rendah, seperti ‘Komputer Jangkrik’ yang bisa diartikan sebagai komputer rakitan.