HOLOPIS.COM, JAKARTA – Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia (JMI), Islah Bahrawi menyatakan bahwa orang-orang yang mengaku Islam dan melakukan persekusi terhadap para Mahasiswa Katolik Unpam yang sedang menjalankan ibadah doa Rosario, adalah sekumpulan orang bodoh yang sejatinya tidak paham Islam.
“Saya bilang orang-orang di Pamulang yang menyerbu adik-adik kita yang mengadakan malam Rosario itu adalah orang-orang bodoh, tolol, konyol, tidak mengerti tentang Islam,” kata Islah dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Kamis (9/5).
Menurutnya, Islam selama ini diframing negatif oleh orang-orang atau kelompok yang tidak suka dengan Islam, dengan narasi bahwa Islam adalah agama kekerasan hingga terorisme. Banyak pihak yang mencoba melakukan kontra narasi untuk membuktikan bahwa agama Islam adalah agama yang baik, damai, rahmatan lil ‘alamin.
Akan tetapi dengan apa yang dilakukan oleh 4 (empat) orang yang kini telah dijadikan tersangka oleh Polres Metro Tangerang Selatan, malah merusak citra Islam yang sebenarnya. Bahwa Islam adalah agama kasih, agama damai, agama sejuk dan agama yang menjunjung tinggi nilai-nilai rahmat bagi seluruh alam tersebut.
“Selama puluhan tahun Islam digambarkan sebagai agama teroris, diframing oleh orang-orang yang tidak suka kepada Islam, pada akhirnya dengan kejadian seperti yang ada di Pamulang ini, orang-orang non Islam akan menganggap bahwa, oh ya benar Islam itu identik dengan kekerasan,” tukasnya.
Dijelaskan Islah Bahrawi, bahwa bagi umat Katolik, di bulan Mei ini adalah bulan Maria. Sehingga mereka akan secara bergiliran berkumpul di rumah masing-masing untuk melakukan tradisi doa Rosario.
Hal itu yang dilakukan oleh sejumlah Mahasiswa yang beragama Katolik yang notabane pun sebagai Mahasiswa di Unpam (Universitas Pamulang) di Pamulang untuk melakukan ritual doa di rumahnya, bukan kebaktian atau Ekaristi yang seharusnya dilakukan di rumah ibadah seperti Gereja.
“Semacam tradisi ‘Yasinan’ dari rumah ke rumah secara bergantian pada malam Jum’at di kampung saya di Madura,” tutur Islah.
Lantas dengan kasus ini, ia cukup heran dengan apa yang ada di dalam isi kepala Ketua RT yang disinyalir menjadi provokator dalam aksi persekusi Mahasiswa Unpam yang sedang melakukan ibadah doa Rosario tersebut.
“Mengapa ketua RT dan warga setempat harus gelisah? Mengapa mereka harus melakukan praktik persekusi ke rumah non-Islam yang justeru tidak pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad sekali pun? Jawabnya sederhana: arogan!,” pungkasnya.