HOLOPIS.COM, JAKARTA – Posisi cadangan devisa (cadev) Indonesia pada akhir periode April 2024 kian menyusut menjadi USD136,2 miliar, bila dibanding dengan posisi pada akhir Maret 2024 yang sebesar USD140,0 miliar.

Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Fadjar Majardi menjelaskan, bahwa penyusutan posisi cadangan devisa ini salah satunya dipicu oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah.

“Penurunan posisi cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri Pemerintah,” kata Fadjar dalam keterangan tertulisnya yang dikutip Holopis.com, Kamis (9/5).

Selain itu, penurunan cadangan devisa negara itu juga dipicu oleh kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar Rupiah seiring dengan peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global.

Fadjar menjelaskan, posisi cadangan devisa masih setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah.

Dengan kata lain, posisi cadangan devisa Indonesia per April 2024 itu masih berada di atas standar kecukupan internasional, yakni sekitar 3 bulan impor.

“Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,” ujar Fadjar.

Ke depan, pihaknya memandang cadangan devisa akan tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi nasional yang terjaga.

“Sinergi respons bauran kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia dan Pemerintah dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” pungkas Fadjar.