HOLOPIS.COM, JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menyebut pihak perbankan seharusnya tidak perlu menaikkan suku bunga kredit mereka, meskipun suku bunga acuan atau BI Rate naik menjadi 6,25 persen.

“Bagi bank-bank, tidak ada keperluan untuk menaikkan suku bunga kredit. Itu kan kita sudah takar-takar, kami melihat tidak ada keperluan untuk menaikkan suku bunga kredit,” kata Perry dalam media briefing ‘Perkembangan Ekonomi Terkini’ yang dikutip Holopis.com, Kamis (9/5).

Perry menjelaskan bahwa pihaknya tidak hanya menaikkan suku bunga acuan, tetapi juga menambah dan memperluas Kebijakan Insentif Makroprudensial (KLM).

Perluasan tersebut dilakukan dengan menambah sektor penunjang hilirisasi, konstruksi dan real estate produktif, ekonomi kreatif, otomotif, perdagangan, listrik gas air bersih (LGA), dan jasa sosial ke dalam cakupan sektor prioritas KLM.

Tak cuma itu, peluasan KLM ini juga dilakukan dengan menambah besaran insentif untuk setiap sektor, yang akan berlaku mulai 1 Juni 2024 mendatang.

Perry menegaskan, akan ada tambahan likuiditas perbankan sebesar Rp81 triliun, sehingga total insentif menjadi Rp 246 triliun. Sementara untuk tambahan likuiditas dari KLM diprakirakan dapat mencapai Rp 115 triliun pada akhir tahun 2024 mendatang.

“Sehingga secara keseluruhan kenapa kami masih yakin, bahwa pertumbuhan kredit tahun ini 11 persen. Pertumbuhan kredit itu masih bisa tercapai dengan tambahan likuiditas,” ujar Bos BI tersebut.

“Dan bagi bank-bank yang menyerukan kredit bisa menggunakan SBN-nya untuk repo kepada BI dan kepada pasar,” sambungnya.