HOLOPIS.COM, JAKARTA – Israel baru saja mengusir warga sipil Palestina untuk meninggalkan sebagian wilayah Rafah pada hari Senin (6/5). Hal itu dilakukan sebagai persiapan serangan dari Israel, yang dinilai bisa mengancam pertahanan Hamas.
Sebanyak 100.000 orang dievakuasi karena persiapan serangan dari Israel tersebut.
Sementara itu, seorang pejabat senior Hamas menyebutkan bahwa perintah ini adalah tindakan berbahaya.
“Perintah evakuasi adalah eskalasi berbahaya, yang akan memiliki konsekuensi,” demikian disampaikan oleh pejabat Hamas yang tak menyebutkan namanya, dikutip Holopis.com, Senin (6/5).
Israel memberikan instruksi evakuasi itu dalam bahasa Arab melalui pesan teks, panggilan telepon, serta selebaran.
Mereka pun menyuruh masyarakat Rafah untuk pindah ke wilayah yang disebut sebagai zona kemanusiaan yang diperluas.
Para keluarga Palestina pun tambah berjalan tertatih-tatih di bawah hujan musim semi dan membuat pemandangan itu semakin membuat banyak orang sedih.
Di sisi lain, Israel juga tidak memberitahu secara pasti apa alasan mereka meminta warga untuk meninggalkan Rafah dan tak memberitahu rencana serangan mereka berikutnya secara spesifik.
Namun menurut Israel, wilayah Rafah sedang menampung ribuan pejuang Hamas dan kemungkinan puluhan sandera.
Rencana yang Tak Disukai Negara-negara Barat
Negara-negara Barat tampaknya tak setuju dengan rencana Israel menyerang Rafah. Apalagi ini adalah operasi yang dikhawatirkan bisa memakan banyak korban jiwa.
Padahal, negara-negara Barat dan Mesir sedang berusaha memediasi Israel dan Hamas dalam tawaran baru. Rencana Rafah ini pun diprediksi membuat hubungan Israel dan Amerika Serikat bisa retak.