HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kelompok Hamas akhirnya mengaku menerima proposal gencatan senjata dari perang berdurasi tujuh bulan di Gaza melawan Israel. Namun sayangnya terlepas dari persetujuan Hamas untuk gencatan senjata, Israel malah memperbarui rencana penyerangan di Rafah.

Israel baru saja memerintah warga Rafah untuk mengungsi sebelum mereka menginvasi kota tersebut.

“Usulan kesepakatan tersebut jauh dari tuntutan penting Israel, namun pemerintaha akan engirim perunding untuk melakukan pembicaraan untuk memanfaatkan potensi mencapai kesepakatan,” demikian disampaikan oleh Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dikutip Holopis.com, Selasa (7/5).

Pesawat Israel dikabarkan akan menargetkan lebih dari 50 sasaran teror di wilayah Rafah. Israel mengklaim bahwa alasan mereka melakukan penyerangan adalah Hamas yang diklaim banyak bertebaran di Rafah.

Hamas Menerima Kesepakatan Dalam Tiga Fase

Anggota Hamas Khalil al-Hayya mengumumkan bahwa proposal yang disetujui oleh Hamas mencakup gencatan senjata tiga fase.

“Tiga fase tersebut adalah penarikan total Israel dari Gaza, kembalinya warga Palestina yang emnjadi pengungsi akibat perang, serta pertukaran sandera-tahanan,” jelasnya.

Hamas pun meminta agar Israel cepat memutuskan apakah mereka menerima syarat-syarat tersebut, atau malah menghalangi gencatan senjata setelah tujuh bulan berperang.

Sebagai informasi, serangan Hamas pada 7 Oktober telah menyebabkan 1.170 warga Israel meninggal dunia.

Sementara serangan balasan yang dilakukan Israel di Palestina saat ini sudah menewaskan setidaknya 34.654 orang, dimana sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.