Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono atau yang akrab disapa SBY menyampaikan pandangannya terkait situasi terkini konflik yang terjadi di Timur Tengah.

Menurutnya dari perkembangan yang ada selama sepekan terakhir ini, terdapat secercah harapan terjadinya gencatan senjata (cease fire) menuju pengakhiran perang di Gaza secara lebih permanen.

“Saya ‘membaca’ ada kehendak, paling tidak kesediaan, dari pihak-pihak yang berperang secara langsung (Israel dan Hamas) juga dari pihak yang berada di belakang layar untuk mencari solusi damai,” kata SBY melalui cuitan di akun X pribadinya yang dikutip Holopis.com, Senin (6/5).

Namun demikian, ia menyebut negosiasi untuk mencapai kesepakatan (peace deal) tidak mudah untuk dilakukan karena kerap kali menemui jalan buntu akibat ego dari masing-masing pihak.

“Tidak mudah pula untuk mencapai win-win solution. Belum kalau ada pihak ketiga yang ikut bermain sesuai dengan kepentingannya masing-masing,” tuturnya.

Berangkat dari pengalaman, SBY menyebut konflik dapat berakhir jikalau ada salah satu dari pihak-pihak yang bersengketa untuk mundur satu langkah ke belakang. Namun ia mengingatkan, Implementasi dari peace deal juga sangat rentan terhadap kegagalan.

“Hal ini saya kemukakan karena saya juga memiliki pengalaman yang panjang dalam upaya resolusi konflik di Indonesia, maupun ketika ikut menengahi sejumlah konflik antar negara,” ujar SBY.

Meski upaya perdamaian terbilang sulit dilakukan, namun ia menilai konflik yang terjadi di Gaza harus segera dihentikan. Sebab menurutnya, berbagai tragedi di wilayah sengketa itu sudah melampaui batas kemanusiaan,

Dia menyebut, korban jiwa akibat konflik tersebut, baik dari Israel maupun Palestina sudah sangat tinggi. Bahkan dikatakannya, jumlah korban jiwa sudah melebihi batas ‘collateral damage’, atau batas jatuhnya korban sipil dalam sebuah peperangan.

“Saya berpendapat peperangan di Gaza harus segera diakhiri. Para pemimpin dunia harus peduli dan tidak bersikap abstain,” tegasnya.

Dia pun mengingatkan, apabila peperangan makin meluas dan membesar, maka dampak buruknya tidak hanya dirasakan oleh negara di kawasan Timur Tengah, tetapi hampir semua negara akan merasakannya. Terutama jika dikaitkan dengan goncangan ekonomi global yang bakal terjadi.

Untuk itu, ia mengajak negara-negara yang secara de facto sudah terlibat dalam konflik, baik secara langsung maupun tidak langsung untuk tidak hanya bersikukuh pada kepentingan nasional masing-masing, tetapi bangunlah kehendak yang baik untuk menghentikan tragedi kemanusiaan yang luar biasa ini.

“Berhasil tidaknya upaya gencatan senjata menuju pengakhiran perang di Gaza bukan hanya ditentukan oleh Israel dan Hamas semata. Prakarsa dari sejumlah negara yang berupaya dengan gigih untuk menghentikan peperangan di Gaza patut mendapatkan penghargaan dan dukungan secara internasional,” pungkasnya.