HOLOPIS.COM, JAKARTA – Pakar hukum tata negara yang merupakan mantan Menko Polhukam, Prof Mahfud MD, mengaku menghindari kampus-kampus selama kampanye Pilpres 2024.
Ia memiliki alasan kuat mengapa hal itu ia lakukan. Sebab saat itu ia adalah Cawapres yang dipasangkan dengan Ganjar Pranowo oleh PDIP, PPP, Perindo dan Partai Hanura. Sehingga ia ingin agar nama baik kampus tetap terjaga dan tidak terkontaminasi dengan kepentingan dan tudingan politik praktis.
“Saya Anggota Majelis Wali Amanat Universitas Brawijaya sejak 2022, saya rajin datang ke UB, tapi selama musim kontestasi Pilpres saya tidak datang, saya menjaga diri agar tidak menimbulkan fitnah bagi rektor,” kata Mahfud MD dalam Halal Bihalal Ikatan Alumni Universitas Brawijaya (IKA UB) di Auditorium Kementerian PUPR, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (4/5) seperti dikutip Holopis.com.
Sebab, ia menuturkan, jika Mahfud mendatangi kampus-kampus tempatnya mengajar tentu akan ada gosip-gosip yang menyerang UB. Rektor UB, misalnya, akan dibilang mendukung Mahfud MD dan itu merupakan kondisi yang tidak baik bagi UB sendiri.
Maka itu, ia menekankan, selama musim kampanye sengaja tidak pernah mendatangi kampus-kampus, termasuk UB. Mahfud cuma mengecualikan kampus-kampus yang memang menggelar kampanye terbuka dan mengundang semua kontestan pilpres.
“Saya sengaja ke berbagai kampus tidak datang, kecuali dalam kampanye terbuka yang sengaja diselenggarakan kampus seperti Unair, kampanye terbuka, semua kontestan diundang tapi kalau kuliah saya tidak, berhenti selama musim kampanye,” ujarnya
Selain itu, ia menyampaikan, banyak pejabat-pejabat yang dulu diangkat atas rekomendasi dari Mahfud MD diberikan peringatan untuk menjauhinya. Terutama, lanjut Mahfud, ketika ada agenda-agenda kampanye ke daerah-daerah mereka.
Antara lain Gubernur Sumatra Utara yang dulu merupakan staf ahli atau Pangdam Sumut yang dulu Sespri di Kemenko Polhukam ketika Mahfud jadi Menko Polhukam. Ketika ada agenda kampanye di Medan, Mahfud meminta mereka tidak mendekat.
“Ketika saya akan ke Medan saya bilang, tolong beritahu ke Gubernur dan Pangdam kalau saya ke Medan jangan dekat dekat, nanti tidak enak bagi Anda,” tutur Mahfud.
Kini, ia menekankan, Pilpres 2024 sudah selesai dan MK sudah memberi putusan. Karenanya, Mahfud mengaku sudah mulai melakukan normalisasi kehidupan dan salah satunya dilakukan dengan kembali lagi ke kampus-kampus untuk mengajar.
“Karena kontestasi sudah selesai, pilpres sudah selesai, saya melakukan normalisasi kehidupan karena sekarang sudah tidak ada lagi, saya hadir lagi ke UB hari ini dan untuk seterusnya, setiap diundang, asal tidak berbenturan pasti datang, pasti datang,” tukasnya.
Bagi Mahfud, sekarang sudah tidak ada lagi ekor-ekor dari kontestasi tersebut karena pengadilan yang bernama MK sudah memutuskan selesai. Ia menyampaikan, siapa saja yang mengikuti kontestasi harus bisa menerima putusan pengadilan tersebut.
Sebab, ia menambahkan, jika setiap kontestan yang kalah tidak mau menerima putusan pengadilan tidak akan berjalan negara tersebut. Karenanya, Mahfud turut mengajak masyarakat untuk ‘move on’ dan kembali fokus membangun bangsa.
“Misalnya saya menang, lalu yang satu menggugat, sudah diputus masih menggugat lagi, diputus gugat lagi, negara ini tidak berjalan. Oleh sebab itu, keadaban kita dalam hukum itu harus benar, benar dalam membuat aturan hukum, benar dalam menegakkan aturan hukum,” pungkas Mahfud MD.