HOLOPIS.COM, JAKARTA – Di tengah gemuruh gelombang dan keindahan alam yang menakjubkan, terdapat sebuah kehidupan yang kaya dan beragam. Danau, sumber kehidupan bagi manusia dan ekosistem yang tergantung padanya, menjadi fokus perayaan penting setahun sekali: Hari Danau Sedunia. Tema “Water for Shared Prosperity” merangkul esensi penting dari keberadaan danau sebagai sumber daya yang mendukung kemakmuran bersama bagi seluruh makhluk hidup di planet ini.
Asal Usul dan Sejarah
Peringatan Hari Danau Sedunia bermula dari upaya untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga danau sebagai aset penting bagi kehidupan. Pada 1992, dalam Konferensi PBB tentang Lingkungan dan Pembangunan di Rio de Janeiro, diputuskan untuk merayakan Hari Danau Sedunia setiap tahun pada tanggal 6 Mei. Keputusan ini diambil untuk menyoroti peran vital danau dalam mendukung kehidupan dan keberlanjutan lingkungan.
Sejarahnya terkait erat dengan perubahan lingkungan global dan kesadaran akan perlunya melindungi sumber daya air. Dari kerusakan ekosistem danau yang disebabkan oleh polusi hingga perubahan iklim yang mengancam keseimbangan hidrologis, Hari Danau Sedunia menjadi panggung untuk menyuarakan kepedulian dan menginspirasi tindakan kolektif.
World Water Forum 2024 di Bali
Pada tahun 2024, momentum Hari Danau Sedunia diangkat ke tingkat global dengan kegiatan yang digelar oleh WWF, World Water Forum ke-10 di Bali. Tema “Water for Shared Prosperity” dipilih dengan sengaja untuk menyoroti pentingnya air dalam mewujudkan kemakmuran bersama bagi semua makhluk hidup di bumi.
Rencananya, WWF 10 atau KTT WWF ke 10 ini akan diselenggarakan di beberapa lokasi strategis di Pulau Dewata Bali, Indonesia. Antara lain ; BNDCC, BICC, dan Pantai Kuta. Untuk waktu pelaksaannya, akan diselenggarakan mulai 18 Mei 2024 – Sabtu, 25 Mei 2024.
Tidak hanya sekadar menyelenggarakan kegiatan rapat dan forum testimoni saja, World Water Forum tersebut juga akan diawali dengan melakukan prosesi ritual sebagai kearifan lokal Bali. Yakni, Upacara Penjernihan Air Bali yang merupakan salah satu ritual adat Bali yang memanfaatkan konsep Rahina Tumpek Uye dan Upacara Segara Kerthi.
Forum ini menjadi platform bagi para pemangku kepentingan, ilmuwan, aktivis lingkungan, dan pemimpin dunia untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan solusi terkait masalah air, termasuk tantangan dalam pengelolaan danau secara berkelanjutan. Dalam suasana kolaborasi, pertukaran ide, dan keterlibatan aktif, para peserta Forum berkomitmen untuk menciptakan solusi inovatif yang dapat memberdayakan masyarakat secara global dalam menjaga danau serta sumber daya air lainnya.
Pentingnya tema ini tidak dapat dilebih-lebihkan. Air tidak hanya menjadi kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia, tetapi juga merupakan elemen penting dalam ekosistem yang mendukung keanekaragaman hayati. Dengan adanya kesadaran akan perlunya menjaga keberlanjutan danau dan sumber daya air, masyarakat di seluruh dunia dapat memperoleh manfaat yang berkelanjutan dari kekayaan alam ini.
Menjaga Keberlanjutan Danau: Tantangan dan Harapan
Meskipun upaya untuk menjaga danau dan sumber daya air terus dilakukan, tantangan besar masih ada di hadapan kita. Polusi, perubahan iklim, pembangunan yang tidak terkendali, dan penggunaan yang tidak berkelanjutan menjadi ancaman serius bagi keberlanjutan danau.
Namun, di tengah tantangan itu, harapan tetap menyala. Melalui kesadaran akan pentingnya air untuk kemakmuran bersama, langkah-langkah konkret dapat diambil untuk melindungi danau dan ekosistem air lainnya. Dari kebijakan perlindungan lingkungan yang lebih ketat hingga inovasi teknologi yang ramah lingkungan, setiap langkah kecil menuju keberlanjutan akan membawa perubahan positif.
Hari Danau Sedunia dan World Water Forum 2024 di Bali bukan hanya tentang peringatan, tetapi juga tentang tindakan nyata. Dengan kolaborasi lintas sektor dan komitmen global, kita dapat menjaga danau sebagai warisan berharga bagi generasi mendatang, serta memastikan air tetap menjadi sumber kehidupan dan kemakmuran bagi semua.