HOLOPIS.COM, BALIKPAPAN – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Perwakilan Kalimantan dan Sulawesi (Kalsul) bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Indosino Oil & Gas dan KKKS yang beroperasi di Kabupaten Penajam Paser Utara melaksanakan pertemuan dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Penajam Paser Utara (PPU).
Pertemuan ini dimaksudkan untuk memberikan update terkait kegiatan hulu migas di wilayah PPU serta memperoleh dukungan dari pemkab PPU terhadap proyek pengembangan Lapangan Gas Karamba KKKS Indosino yang secara administratif masuk kedalam wilayah Kabupaten Penajam paser Utara.
KKKS Indosino Oil & Gas merupakan KKKS yang mengelola wilayah kerja Wain yang terletak di Onshore Kutai Basin. Indosino sendiri telah memiliki kontrak dalam pengelolaan wilayah kerja migas hingga tahun 2037 dan saat ini sedang berproses dalam mengembangkan fasilitas lapangan Gas Karamba yang nantinya diproyeksikan akan memproduksikan gas sebesar 13 MMSCFD. Sebagian gas nantinya akan dialirkan ke PT Kilang Pertamina International Refinery Unit (RU) V di Balikpapan.
Kepala SKK Migas Perwakilan Kalimantan dan Sulawesi, Azhari Idris menyampaikan bahwa sinergi antara SKK Migas – KKKS Indosino bersama Pemkab PPU sangat diperlukan agar proyek negara ini dapat berjalan tepat waktu. Lapangan Gas Karamba ini diproyeksikan akan onstream pada bulan Oktober 2024 ini.
“Dengan semakin cepatnya lapangan Gas Karamba berproduksi artinya daerah juga akan semakin cepat mendapatkan manfaat dari keberadaan industri hulu migas tersebut,” kata Azhhari dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Kamis (3/5).
Ia menjelaskan, proyek hulu migas yang dilaksanakan oleh Indosino merupakan proyek negara yang dimana segala fasilitas yang akan dibangun nantinya akan menjadi aset negara dan dilindungi menjadi Objek Vital Nasional (Obvitnas).
Oleh karenanya dirinya sangat mengapresiasi atas dukungan yang diberikan Pemkab PPU selama ini terhadap kelancaran hulu migas di wilayah Kabupaten PPU.
“Tidak hanya Indosino yang akan menjalankan kegiatannya, sebelumnya ada PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur, PT Pertamina EP dan PT Benuo Taka Wailawi yang lebih dahulu menjalankan aktivitasnya,” pungkasnya.