HOLOPIS.COM, JAKARTA – Tidur yang nyenyak adalah impian setiap orang. Namun, bagi sebagian orang yang menderita alergi, malam hari seringkali menjadi momen yang sulit karena gejala alergi yang memburuk.
Tidak sedikit yang mengalami kesulitan bernapas, bersin-bersin, atau gatal-gatal di tengah malam. Lantas, Mengapa alergi cenderung memburuk saat malam hari? Berikut ulasan lengkapnya.
1. Penumpukan Alergen di Ruangan Tidur
Rumah adalah tempat di mana kita menghabiskan sebagian besar waktu kita, dan ruangan tidur adalah tempat di mana kita beristirahat dan meregenerasi diri.
Namun, apa yang terjadi ketika alergen seperti tungau debu, bulu hewan peliharaan, atau serbuk sari menumpuk di tempat tidur kita?
Malam hari, ketika kita berada dalam posisi tidur yang rentan, kita lebih mungkin terpapar pada alergen ini, menyebabkan gejala alergi memburuk.
2. Peningkatan Kelembaban dan Pertumbuhan Jamur
Kelembaban yang tinggi di ruangan tidur bisa menjadi ladang subur bagi pertumbuhan jamur. Kasur, bantal, dan selimut yang lembap dapat menjadi tempat berkembang biaknya jamur.
Saat malam tiba, udara dalam ruangan biasanya menjadi lebih dingin, yang menyebabkan kelembaban udara meningkat. Inilah saat yang ideal bagi jamur untuk berkembang, memicu reaksi alergi pada beberapa individu.
3. Reaksi Tubuh yang Lebih Sensitif pada Malam Hari
Tubuh manusia memiliki ritme sirkadian yang mengatur berbagai proses biologis, termasuk respon imun. Penelitian telah menunjukkan bahwa sistem kekebalan tubuh cenderung lebih aktif pada malam hari.
Namun, bagi orang yang menderita alergi, aktivitas sistem kekebalan yang meningkat ini dapat menyebabkan gejala alergi memburuk pada malam hari.
4. Paparan Alergen dari Aktivitas Sehari-hari
Selain alasan-alasan di atas, aktivitas sehari-hari juga dapat berkontribusi pada memburuknya alergi pada malam hari. Misalnya, kita mungkin terpapar pada alergen seperti serbuk sari atau polusi udara saat bepergian di siang hari.