Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Pelanggan menyoroti pos pendapatan yang diterima PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dari segmen consumer, khususnya layanan telepon tidak bergerak. Disinyalir adanya kejanggalan terkait pendapatan tersebut.

“Telkom dapat ‘gaji buta’ 9 T (Rp9 triliun) per tahun? Omon-omon masalah @TelkomIndonesia ni ya,” cuit pemilik akun X @ethadisaputra, seperti dikutip Holopis.com, Selasa (23/4).

Dalam cuitannya, ET menyertakan unggahan foto tagihan dari Kantor Pos Indonesia. Dalam tagihan itu tercantum biaya tagihan Rp36.186 (Maret 2024) dan Rp 49.062 (April 2024) ditambah biaya admin per bulan Rp 2.500 masing-masing.

ET yang dalam bio mencantumkan keterangan salah satunya sebagai advokat itu heran mengapa tagihan-tagihan itu tetap muncul. Padahal, kata ET, telepon rumah sudah tidak digunakan belasan tahun.

“Bahkan saya baru tahu kalau tidak ada dial tone alias rusak, tidak bisa digunakan,” cuitnya.

ET dalam cuitannya juga memperkirakan hitungan pemasukan yang didapat Telkom dari 15 juta pelanggan telepon tidak bergerak seperti dirinya dikalikan Rp50 ribu/pelanggan: Rp 750 miliar sebulan alias Rp 9 triliun per tahun.

“Sebagai gambaran umum, berdasarkan laporan keuangan @TelkomIndonesia tahun 2022, pendapatan Telkom dari layanan Fixed Line (termasuk PSTN, @IndiHome) secara nasional mencapai Rp 22,8 triliun. Artinya Abonemen dari Telpon tidur itu hampir setengah pendapatan. Ya masuk akal kalau kemudian ingin ditutup2i. Iya ga si?” cuitnya.

Untuk diketahui, setidaknya TLKM memiliki empat lini pendapatan, yakni Mobile (seluler telepon, internet, SMS, interkoneksi), Consumer (layanan telepon tidak bergerak dan layanan Indihome), Enterprise (jasa telepon, data/internet, teknologi informasi, dan jasa lainnya seperti call center, e-health, e-payment dsb), dan Wholesale and International Business.

Sementara, khusus untuk tarif telepon tidak bergerak diatur dalam Peraturan Menkominfo No. 5/2021 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi. Terdapat empat jenis biaya: biaya aktivasi, biaya berlangganan bulanan (abonemen), biaya penggunaan, dan biaya fasilitas tambahan.

TLKM menguasai mayoritas 70% saham PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel).

Per 31 Maret 2024, pada segmen Mobile dan Consumer, Telkomsel mencatatkan pendapatan Rp 102,4 triliun. Digital Business menyumbang Rp 78,5 triliun dengan kontribusi dari total pendapatan sebesar 88,0%.

Adapun jumlah pelanggan mobile mencapai 159,3 juta dan pelanggan IndiHome residensial (B2C) 8,7 juta pada akhir 2023.

Terkait masalah tersebut, redaksi telah mengontak VP Corcom Telkom Andri Sasongko, namun belum direspons.