HOLOPIS.COM, JAKARTA – Pengamat politik dari Political and Public Policy Studies (P3S) Jerry Massie menilai bahwa Airlangga Hartarto masih dinilai sebagai caketum Partai Golkar terkuat saat ini.
Hal ini karena kinerja Airlangga menjadi nahkoda Partai berlambang pohon beringin itu dalam banyak aspek, salah satunya di Pemilu 2024.
“Airlangga banyak melahirkan terobosan. Di DPR dia berhasil raih 102 kursi di Pemilu 2024,” kata Jerry dalam sebuah diakusi interaktif secara daring seperti dikutip Holopis.com, Rabu (27/3).
Apalagi banyak kader muda dan potensial yang berhasil ditarik untuk menjadi bagian dari keluarga besar Golkar.
“Dia berhasil menarik kader-kadee terbaik masuk ke Golkar seperti Ridwan Kamil. Akhirnya, Golkar punya bintang-bintang sekarang,” ujarnya.
Oleh sebab itu, kemenangan Golkar di bawah kepemimpinan Airlangga membuatnya masih sangat kuat untuk memimpin Partai Golkar periode selanjutnya.
“Dia berhasil di pemilu, pilgub cukup berhasil raih banyak kursi, dekat dengan Jokowi,” sambungnya.
Hal senada juga disampaikan oleh pengamat politik dari KedaiKopi, Hendri Satrio (Hensat). Ia menilai bahwa nama-nama yang disebut ingin menggeser kursi Airlangga pun tak cukup kuat.
“Airlangga ini prestasinya luar biasa kinclong. Kalau ada selentingan Airlangga akan diganti, ini akan lucu sekali untuk partai sedewasa Golkar akan gantikan Airlangga. tidak ada alasan kuat untuk ganti Airlangga,” tegas Hensat.
Ia pun menyebut beberapa nama yang dinilainya potensial untuk berusaha mencongkel kursi Airlangga sebagai ketum Golkar.
Mereka antara lain ; Bahlil Lahadalia dan Bambang Soesatyo. Jika memang mereka mengejar kursi Ketum Golkar, maka ia yakin akan ada agenda Munaslub (musyawarah nasional luar biasa) dengan penggulingan paksa Airlangga dari kursi Ketum.
Sehingga menurut Hensat, kedua tokoh Golkar itu untuk saat ini tak cukup kuat untuk menggulingkan Airlangga.
“Menurut saya levelan lawan Airlangga kelasnya kok second layernya Airlangga. Misal Ahmad Doli Kurnia. Coba mereka lawan Doli saja. Jadi sebenarnya mereka tak berada di level Airlangga Hartarto,” ucapnya.
Hanya saja, Hendri Satrio menilai bahwa ada satu orang yang dianggap patut diwaspadai oleh Airlangga jika ingin mempertahankan kursi Ketum Golkar. Sosok tersebut adalah Joko Widodo.
Hal ini disampaikan Hensat untuk merespons adanya wacana Jokowi akan menjadi Ketua Umum pasca lengser dri kursi Presiden.
“Tapi ada satu nama yang bisa dan pantas gantikan pak Airlangga Hartarto, adalah pak Jokowi. Tapi pak Jokowi terbentur ADART,” papar Hensat.
Walaupun Jokowi terganjal dengan kebijakan AD/ART partai, Hensat berpendapat hal itu tak menjadi perkara sulit bagi Jokowi untuk mengubah AD/ART partai Golkar jika memang ia ingin menduduki kursi itu.
“Tapi kalau Jokowi, mau tidak sulit juga bikin Golkar mengubah ADART,” pungkasnya.