HOLOPIS.COM, JAKARTA – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kabarnya dengan tegas menolak permintaan Presiden Amerika Serikat Joe Biden, terkait rencana serangannya ke wilayah Rafah, Jalur Gaza Selatan, Palestina.

PM Benjamin Netanyahu kemudian menyebut bahwa, ada pun alasannya menolak permintaan Joe Biden, karena Rafah merupakan persembunyian para militer Hamas.

Dikutip Holopis.com dari Reuters, Rabu (20/3), Rafah dinilai jadi tempat bagi satu juta lebih pengungsi Palestina yang menghindari konflik perang dengan Israel.

Seiring dengan hal itu, Israel menilai bahwa militer Hamas diklaim saat ini bersembunyi di wilayah Rafah tersebut.

Maka dari itu, Netanyahu dengan tegas menolak permintaan dari Presiden Joe Biden terkait rencana serangan militer Israel ke Rafah.

“Kami bertekad untuk menuntaskan pemusnahan batalion-batalion ini di Rafah, dan tidak ada cara untuk melakukan hal itu kecuali dengan turun ke lapangan,” ucap Netanyahu.

Ada pun kabarnya komunikasi antara Joe Biden dengan Benjamin Netanyahu tersebut dilakukan via telepon, pada Senin (18/3) waktu setempat.

Dalam hal ini, Jake Sullivan selaku Penasihan Keamanan Nasional Gedung Putih menyampaikan, bahwa Joe Biden telah memperingatkan Netanyahu, serangan darat ke Rafah tersebut adalah sebuah kesalahan.

“Presiden Biden menjelaskan mengapa dia sangat prihatin dengan prospek Israel melancarkan operasi militer besar-besaran di Rafah,” ujar Jake.