Co-Founder ISDS, Erik Purnama Putra mengungkapkan ancaman nyata kedaulatan di Laut China Selatan tidak bisa ditangani sendiri oleh Indonesia. Menurut dia, Indonesia harus menggandeng negara anggota ASEAN untuk bersama-sama menyuarakan aspirasinya.
“Sebagai negara Non-Blok, RI tidak bisa membentuk aliansi militer, melainkan mencari kawan untuk mengatasi masalah bersama,” ungkap Erik.
Karena itu, Erik mengungkapkan perlunya para stakeholders keamanan laut, termasuk TNI dan Bakamla melakukan koordinasi dengan lebih ketat. Tujuannya, agar patroli bisa lebih dilakukan efisien dan efektif dari sisi sumber daya.
“Oleh karena itu, ISDS menggarisbawahi, aturan dan implementasi tentang keamanan laut perlu lebih dikembangkan agar tidak ada tumpang tindih. Pemerintah perlu mengalokasikan sumber daya berupa anggaran lebih banyak untuk keamanan laut,” paparnya.
Selain itu, Pemerintah RI yaitu Kemlu, Kemhan, dan TNI perlu mendorong keberlanjutan ASEX (ASEAN Solidarity Exercise) yang telah digagas Indonesia pada saat menjadi Ketua ASEAN 2023. Menurut Erik, latihan bersama militer-militer khusus ASEAN ini sangat penting dari sisi diplomasi dan taktik/teknis serta komunikasi antar militer ASEAN.