HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyampaikan, sejumlah pabrik milik produsen baterai mobil lisrtrik di Indonesia bakal mulai produksi secara massal pada April 2024.
Staf Khusus Kementerian Investasi/BKPM Tina Talisa mengatakan, bahwa produksi secara massal ini akan menjadi sejarah baru dalam industri otomotif Tanah Air, serta menjadi salah satu manfaat nyata dari kebijakan hilirisasi, khususnya untuk komoditas nikel.
“Hilirisasi adalah cara untuk menciptakan nilai tambah dari kekayaan alam yang melimpah di Indonesia, salah satunya adalah nikel,” kata Tina dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Sabtu (9/3).
Tina melanjutkan bahwa proses hilirisasi nikel dibuat terintegrasi dari hulu hingga ke hilir, sehingga investasi pabrik baterai kendaraan listrik ini jadi pertama di dunia, dengan grand package senilai US$ 9,8 miliar.
Diketahui, produksi massal tersebut akan dilakukan melalui PT Hyundai LG Indonesia (HLI) Green Power yang berbasis di Kabupaten Karawang, Jawa Barat (Jabar).
Ia menilai, momentum tersebut tidak hanya menandai Indonesia sebagai negara produsen baterai kendaraan listrik pertama di Asia Tenggara, tetapi juga menjadi bukti komitmen pemerintah untuk mendukung proyek pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik nasional.
“Produksi sel baterai kendaraan listrik secara masif akan membuat Indonesia menjadi negara pertama produsen sel baterai kendaraan listrik di Asia Tenggara yang menggunakan teknologi terbaru dari LG,” tandasnya.
Tina melanjutkan, produksi massal ini juga akan menyerap tenaga kerja muda Indonesia, bahkan menjadikan mereka pekerja profesional pertama di Asia Tenggara. Sehingga membuat Indonesia keluar dari middle income trap.
Adapun pada fase pertama ini, PT HLI akan menyerap investasi setidaknya sebesar US$ 1,1 miliar dan memiliki kapasitas produksi sebesar 10 gigawatt/hour, yang terdiri dari 32,6 juta sel baterai. Angka ini akan menghasilkan kurang lebih 150.000 kendaraan listrik.
Sementara pada fase kedua, PT HLI akan meningkatkan kapasitas produksinya hingga mencapai 20 GWh pada tahun 2025 mendatang.