HOLOPIS.COM, JAKARTA – Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK), Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid sepakat dengan tanggapan Jubir Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak soal ungkapan Jusuf Kalla (JK) yang menyebut, bahwa Pemilu 2024 terburuk sepanjang sejarah Republik Indonesia.
Menurutnya, apa yang disampaikan Dahnil benar, bahwa siapa pun yang merasa kalah dalam pemilu cenderung akan menganggap jika pemilu curang.
“Manusiawi lah, yang kalah pasti begitu, anggap pemilu curang lah, pemilu brutal lah dan sebagainya,” kata Habib Syakur kepada Holopis.com, Sabtu (9/3).
Ia juga menilai satu sisi wajar ketika JK membuat statemen itu. Karena barang kali harapannya suara bisa berubah.
“Ya Dahnil benar dalam konteks ini, dan tepat untuk memberikan sindirannya ke JK. Ya kan mana tahu suara bisa dimanipulasi agar jagoannya menang, walau rasa-rasanya tidak mungkin ya,” ujarnya.
Ia memiliki pandangan mengapa pemilu 2024 sulit bagi Anies dan Ganjar menang dan menganulir suara Prabowo, sebab jika melihat data yang sempat dibuka KPU secara umum itu, disparitas suara ketiga capres itu terlalu lebar.
Yang mana data terakhir menunjukkan suara Prabowo Gibran di 58%, Anies Imin di 25% dan Ganjar Mahfud di 16%.
“Kan jauh, jika diperkarakan dan ternyata perubahannya tak signifikan misalnya, kan agak malu saja sih. Sudah fusi masih tak bisa menang,” tukasnya.
Namun di sisi lain, Habib Syakur menyayangkan sikap Jusuf Kalla yang menebar narasi negatif dalam pemilu dengan menyebut bahwa Pemilu 2024 terburuk sepanjang sejarah Indonesia.
Baginya, apa yang dinarasikan JK adalah bentuk pembodohan yang dilakukan oleh elite sekelas JK. Terlebih selain berstatus sebagai politikus senior, JK adalah mantan Wapres 2 presiden, di mana tahun 2004 menang ketika pemilu berpasangan dengan SBY (Susilo Bambang Yudhoyono), dan tahun 2014 berpasangan dengan Jokowi (Joko Widodo).
“Saya lihat beliau hanya tantrum, tak sedang memberikan pendidikan politik yang dewasa. Kan dia menang pilpres 2 kali, dan kita tak pernah mendengar beliau bilang begitu saat 2004 dan 2014,” pungkasnya.
Statemen JK
Sebelumnya diketahui, bahwa Wakil Presiden ke-10 dan 12 Republik Indonesia Jusuf Kalla atau JK mengatakan Pemilu 2024 dianggap banyak pihak tidak transparan.
Bahkan ia menilai pemilu kali ini merupakan yang terburuk dalam sejarah demokrasi Indonesia. Sebab baginya, pemilu saat ini cenderung dikendalikan oleh orang-orang berduit banyak.
Hal itu disampaikan JK saat memberikan sambutan di acara diskusi “Konsolidasi untuk Demokrasi Pasca Pemilu 2024: Oposisi atau Koalisi” yang digelar di Fakultas Ilmu Sosial Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat pada hari Jumat, 7 Maret 2024 kemarin.
“Bagi saya pernah mengatakan ini adalah pemilu yang terburuk dalam sejarah Indonesia sejak tahun 1955, artinya adalah demokrasi pemilu yang kemudian diatur oleh minoritas, artinya orang yang mampu, orang pemerintahan, oleh orang yang punya uang,” ujar JK.